Dakwah Al-Ma’un, Muhammadiyah Percepat Gerakan Makan Bergizi Nasional
TABLOIDMATAHATI.COM, YOGYAKARTA– Sejak ditandatangani MoU antara Badan Gizi Nasional RI dengan Muhammadiyah, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah bergerak cepat dengan membentuk Koordinator Nasional Makan Bergizi Muhammadiyah untuk mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan potensi Muhammadiyah mensukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program strategis dan prioritas Presiden Prabowo Subianto.
M. Nurul Yamin, Ketua Koordinator Nasional Makan Bergizi Muhammadiyah menegaskan bahwa program MBG sejalan dengan spirit dakwah Muhammadiyah sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur’an Surat Al-Maun.
Lebih lanjut dikatakan Yamin, bahwa pada kesempatan ini akan dilaunching 125 SPPG atau Dapur yang telah selesai pembangunan dan siap beroperasi, maupun yang telah beroperasi.
Sementara itu juga masih terdapat 150 Calon SPPG atau Dapur yang masih dalam proses penyelesaian pembangunan, dan siap diresmikan bulan November 2025.
Launching Nasional Tahap Kedua SPPG/Dapur Muhammadiyah ini akan dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dan Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana pada 24 Oktober 2025 di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
“Dalam pelaksanaan MBG ini Muhammadiyah lebih menekankan pada kualitas dan tata kelola yang baik, dengan terus mengakselerasi dan meningkatkan jumlah SPPG atau Dapur secara signifikan,” jelas Yamin seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima redaksi pada Kamis (23/10).
Dalam praktik program MBG ini, Muhammadiyah mengembangkan lima model SPPG atau Dapur diantaranya:
Model Dapur/SPPG Umum
Model SPPG Umum ini sebagaimana model SPPG yang dikembangkan oleh BGN. Hanya saja model SPPG yang dikelola Muhammadiyah ini dikelola oleh Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah, maupun Organisasi Otonom di berbagai level organisasi. Model SPPG ini melayani sekolah/pesantren serta penerima manfaat lainnya seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Muhammadiyah, Yamin menekankan tiga pilar program Makan Bergizi Muhammadiyah ; Pilar Pertama, Keamanan Pangan. Ini harus menjadi pegangan utama dengan zero tolerance terhadap kesalahan baik dalam menjaga kualitas bahan baku, kualitas peralatan dan lingkungan, proses memasak, dan distribusi. Pilar Kedua, Profesional dan Amanah.
Model Dapur/SPPG Sekolah.
Model ini berbasis pada sekolah yang mampu mendirikan SPPG dan tidak hanya melayani siswa-siswi sekolah yang bersangkutan, tetapi juga sekolah di sekitarnya. Model ini memperpendek jarak distribusi dan juga mendapat pengawasan langsung dari sekolah. Beberapa sekolah Muhammadiyah, terlebih yang memiliki jurusan Tata Boga telah menetapkan model SPPG/Dapur berbasis sekolah.
Model Dapur/SPPG Pesantren.
Model SPPG Pesantren dikembangkan karena pesantren telah memiliki jumlah santri yang mencukupi untuk dilakukan pelayanan melalui SPPG. SPPG Pesantren ini juga melayani masyarakat sekitar penerima manfaat lainnya seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita . Pengelola pesantren terlibat dalam pengawasan SPPG untuk bisa berjalan dengan baik. Beberapa pesantren Muhammadiyah sudah menjalankan program MBG berbasis pesantren.
Model Dapur/SPPG Panti Asuhan
SPPG Panti Asuhan merupakan salah satu alternatif bentuk SPPG yang dikembangkan oleh Muhammadiyah dengan harapan program MBG ini dapat menjangkau semua kalangan, termasuk anak-anak panti asuhan. Beberapa panti Asuhan Muhammadiyah menjadi model penyelenggaraan program MBG berbasis panti asuhan.
Model Dapur/SPPG Kampus.
SPPG Model Kampus merupakan bentuk kepedulian perguruan tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah mensukseskan program MBG dengan melibatkan sumberdaya kampus yang terintegrasi dengan kegiatan catur dharma perguruan tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah. (adam/rilis grup media afiliasimu)
