Udi Hartoko Masterpreneur Wisata Nasional Bersama MEBP Garap Objek Baru
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Kekuatan Majelis Ekonomi Bisnis Pariwisata (MEBP) PDM Kabupaten Malang semakin prospektif dengan masuknya Kepala Desa Pujon Kidul Udi Hartoko, SM, sebagai salah satu tokoh nasional bidang ekonomi kreatif-pariwisata dengan produk rintisan yang inspiratif Café Sawah di Pujon Kabupaten Malang.
Menurut Ketua Divisi Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif-Pariwisata MEBP PDM Kabupaten Malang, Udi Hartoko, konsep yang bakal diterapkan dalam mengembangkan dua hal tersebut secara garis besar bagaimana pariwisata di Kabupaten Malang berkemajuan melalui To See To Do To Buy. Artinya wisatawan tidak hanya datang melihat lalu pulang, namun wisatawan ketika berada di tempat wisata yang dikunjungi juga mendapatkan edukasi.
Sehingga dari hasil edukasi tersebut wisatawan dapat mengenal budaya, tradisi, hingga potensi setempat. Hasilnya dari edukasi tersebut wisatawan akhirnya membeli produk kreatif yang ditawarkan di wisatawan tersebut.
Melalui MEBP Kabupaten Malang nanti Udi Hartoko sudah menyiapkan konsep yang berbeda dari sebelumnya tentu saja yang belum pernah ada di dunia wisata lokal. Bahkan terkait konsep ini dirinya secara umum sudah melihat potensi pariwisata di Malang Raya dari sisi alam, sosial budaya, agro, dan kreatif masyarakat Malang Raya wa bil khusus Kabupaten Malang sangat antusias dalam bidang pariwisata.
MEBP PDM Kabupaten Malang melihat potensi gunung, pantai, agro, serta budaya di 33 kecamatan dan 3078 desa untuk diolah sebagai objek wisata. Potensi ini ke depan akan digarap MEBP Kabupaten Malang dengan memanfaatkan jejariong di tingkat PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) berkolabori dengan divisi lain di MEBP.
“Prinsipnya dalam mengembangkan pariwisata selalu ada hal-hal baru tetapi tidak meninggalkan ke-unik-an tempat tersebut sehinga wisatawan tidak jenuh karena selalu ada yang baru di tempat wisata yang dikunjunginya,” ujar Perintis Desa Wisata Pujon Kidul ini.
Terkait dengan objek baru tersebut, Udi Hartoko sudah menyiapkan gagasan untuk mengeksekusi hal baru sebagai tantangan di wilayah Kabupaten Malang. Misalnya di wilayah barat selain café sawah Pujon, ada bendungan Selorejo Ngantang yang mempunyai potensi petik duren dan perikanan.
Tentunya MEBP harus berani mengeksekusi hal baru tersebut. Contoh lagi di wilayah BTS (Bromo Tengger Semeru) yang ditetapkan pemerintah sebagai destinasi wisata juga menjadi bidikan untuk digarap sebagai project MEBP dengan melibatkan PCM Tumpang dan Poncokusumo.
Wilayah Malang selatan, lanjut Udi Hartoko garis pantai Kabupaten Malang membujur 112 km dengan JLS (Jalur Lintas selatan) sebagai akses seharusnya sudah dilihat menjadi celah potensi pariwisata apa yang menjadi kebutuhan wisatawan nusantara dan mancanegara.
Prinsip pengembangan pariwisata ini adalah jasa. MEBP harus bisa masuk melayani celah-celah ini dengan turun ke lapangan untuk memetakan dan melihat masalah di masing-masing wilayah. Bisa jadi potensi yang ada dianggap biasa oleh warga setempat namun bagi yang lain merupakan potensi wisata dan ekonomi kreatif masyarakat.
Sementara itu di Malang utara, tambah Udi Hartoko, di Singosari sebagai pintu gerbang masuknya wisatawan yang harus bisa melihat celah wisata yang ada saat ini seperti kebun teh, pemandian, dan candi. Bagaimana MEBP bisa masuk di celah-celah tersebut dengan sesuatu yang berbeda dengan kekuatan budaya dan sejarah yang ada di wilayah Malang utara.
“Ini merupakan sedikit gambaran tetapi akan lebih baiknya tim MEBP duduk bersama konsepnya seperti apa, bergerak mengelola potensi di empat wilayah mengambil celah wisata yang selama ini belum digarap oleh teman-teman di luar Muhammadiyah,” pungkas Masterpreneur Kegiatan Kampanye Sadar Wisata Nasional. (doni osmon)