Tabloid Mata Hati

Produk ECO Brik Teras Literasi Punyai Nilai Jual dan Sosial

Produk ECO

Produk ECO

Mengatasi sampah plastik banyak orang angkat tangan. Namun bagi anak-anak dasar yang tergabung di Taman Baca Masyarakat Teras Literasi (TBMTL), sampah plastik justru menjadi produk nilai jual dan nilai sosial. Lho kok? Yak Nilai jual bisa dijual dan nilai sosial tidak dijual namun dibarter dengan sampah. Inilah ide cemerlang dari seorang Eko Mudji Wibowo, SPd.

Sebagai guru di SMK Muhammadiyah 1 Sidoarjo, Pakde Eko begitu anggota TBMTL memanggil Eko Mudji Wibowo, sampah di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya harus dimanfaatkan. Jika sampah non plastik maka dijadikan pupuk kompos, sedangkan sampah plastiknya dikumpulkan digunakan produk berlabel ECO Brik.

Seorang anggota TBMTL mengisi sampah plastic bungkus permen ke dalam botol plastic bekas air mineral.

Apa produk ECO Brik tersebut? Pakde Eko mengungkapkan produknya berbentuk meja dan kursi dari botol mineral bekas ukuran 600ml. Botol tersebut dibersihkan dengan cairan kimia hingga tampak seperti baru. Kemudian dikeringkan lalu diisi dengan sampah plastik. Sampah plastiknyapun sama prosesnya dibersihkan lebih dulu baru dimasukkan ke dalam botol hingga mencapai kepadatan 180 gram. Setelah itu dirangkai menjadi meja dan kursi. “Kami tidak menduga jika produk ini banyak peminatnya, namun kami tidak menjualnya dengan uang tunai,” akunya.

Menurut Pakde Eko, ide awalnya dari sampah botol plastik yang berserakan di sekolah dan lingkungan. Kemudian dia menggagas program Kebas (Kedai Bayar Sampah). Program ini setiap pembeli yang menginginkan produk TL bisa membeli dengan sampah plastik. Sampah ini ditimbang lalu ditukar dengan barang yang diinginkan. Dari program kebas ini akhirnya tercipta ECO Brik.

Banyaknya pesanan kursi dan meja ECO Brik ini, lanjut Pakde Eko, jelas kurang bahan dasar untuk melayani pesanan. Itu sebabnya Pakde Eko menggerahkan tenaga mengumpulkan sampah plastik setiap hari di sekolahnya, SMPN 27, dan sekolah tempat anggota TL berada, serta lingkungan tempat tinggalnya. Itupun masih kurang sampah plastik. Sebab untuk 1 unit kursi ECO Brik membutuhkan 19 botol dan sampah plastik sekitar 180 gr. “Ini sangat prospektif namun sampahnya yang sulit dicari,” akunya.

Exit mobile version