Pembiasaan Kegiatan Sholat Dhuha, Untuk Meningkatkan Karakter Religius
Penulis: Munali, ST, M.Pd, Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi
PERASAAN keprihatinan kita sebagai masyarakat dengan banyaknya berita tentang kekerasan, pelecehan, buliying bahkan tindakan asusila yang terjadi di beberapa Lembaga Pendidikan, terutama yang melibatkan guru, siswa, pengelola Lembaga Pendidikan. Kondisi tersebut seakan memberikan tantangan kepada seluruh unsur yang ada pada Lembaga Pendidikan, mulai dari Yayasan, Pengawas Sekolah, Pengawas Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan tentu siswa. Sebagai guru tentu kita yang paling dirasa harus bertanggungjawab secara moril, ketika ada tindakan dan perilaku yang mengarah kepada kondisi kondisi yang tersebut di atas. Terlepas dari kondisi tersebut sebagai guru juga sangat prihatin, ketika kita mencoba mendidik, membina dengan memberi sanksi kepada siswa yang dianggap melakukan tindakan yang dilarang, atau tidak melaksanakan kegiatan sebagai upaya pendidikan dan pembelajaran, guru menjadi disangkakan melakukan hukuman dan harus dihukum karena dianggap melanggar peraturan dan mengandung kekerasan.
Sebagai sekolah dengan karakter Islam berkemajuan, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi membekali siswa dan guru, karyawan dengan nilai-nilai religi keislaman. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi Islam yang benar pada diri keluarga besar SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi. Pribadi tersebut dapat tercermin dari kebiasaan yang baik, guru, karyawan siswa yang berada di lingkungan sekolah, harapan muncul budaya, habit atmosfir nilai nila Islam secara bertahap pasti akan terbentu, demikian kata Munali, Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi. Selain sebagai ciri khas di lingkungan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah, kegiatan keislaman sebagai pelengkap terhadap standar Pendidikan yang telah ditetapkan, dan sebagai nilai tambah satu standar yaitu, islami, dalam arti karakter islam harus dapat muncul dalam pribadi, Guru, karyawan, terlebih siswa. Semua pendidikan karakter adalah tantangan untuk generasi saat ini, kebebasan dalam penggunaan media informasi, kecanggihan teknologi tentu menjadi daya yang sangat luar biasa, jika daya tersebut dapat dikendalikan dengan baik pasti akan lahir generasi terbaik, tetapi jika gagal mengendalikan, maka semakin berat kondisi generasi yang diharapkan menjadi generasi emas 2045.
Dengan dinamika yang terjadi, mari kita mencoba mengutip tujuan Pendidikan nasional, yaitu, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqawa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti luhur. Maka pembiasaan sholat Dhuha sebagi upaya untuk membentuk guru, karyawan dan siswa agar menjadi beriman dan bertaqwa kepada Allah Yang Maha Kuasa adalah tidak salah, mengingat SMK Muhammadiyah 7 Gondangalegi adalah sekolah berbasis pada nilai Keislaman dan Kemuhammadiyahan, tetapi tetap memberikan perlakuan yang berbeda terhadap siswa yang memiliki keyakinan agama di luar Islam. Sebagaimana tujuan Pendidikan Muhammadiyah, yaitu untuk menyiapkan lingkungan yang memupuk kesadaran akan kehadiran Allah SWT sebagai Rabb dan juga dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Suasana Islami, dengan wujud pembiasaan sholat Dhuha sebagai implementasi pendidikan dan pembelajran kepada Guru, Karyawan dan Siswa merupakan suatu proses untuk mencipatkan lingkungan yang religius. Sebetulnya selain pembiasaan sholat Dhua, para siswa juga sudah diberi buku kontrol kegiatan keagamaan saat siswa di rumah. Berharap peran orang tua untuk ikut melihat perkembangan putra dan putrinya, dalam pembiasaan kegiatan ibadah siswa yang beragama Islam. Ada juga pembiasaan untuk pelaksnaan sholat wajib, ketika siswa di sekolah yaitu Dhuhur, Ashar, dan Maghrib, semua bertujuan untuk memberikan perilaku pembiasaan untuk melaksanakan ibadah yang sudah menjadi kewajiban sebagai orang yang memeluk agama Islam.
Karakter harus dibentuk dalam pembiasaan, karena karakter tidak bersifat ilmu pengetahuan, tetapi bersifat pada pribadi akal dan perilaku. Beberapa contoh karakter yang muncul dalam kegiatan sholat Dhuha antara lain, religius sesuai dengan agama Islam, Jujur ketika siswa memastikan suci dari hadas sebelum sholat, disiplin dan tertib ketika datang di sekolah, toleransi terhadap teman yang nonmuslim untuk tetap hadir di sekolah, kerja keras bangun pagi, mandiri, setiap siswa fokus pada tanggung jawab sendiri-sendiri. Tentu masih banyak nilai karakter yang dapat diambil dari kegiatan tersebut, misalnya dalam proses menyiapkan tempat dan sarana. Merujuk kepada beberapa hasil penelitian bahwa pembiasaan kegiatan keagamaan di sekolah dapat menumbuhkan karakter baik siswa, karena character building menjadi tanggungjawab sekolah. Karakter tidak hanya tumbuh pada pribadi, tetapi juga institusi atau organisasi pendidikan (Ansori 2020). Membentuk karakter siswa yang cerdas, pandai, memiliki perilaku, moral yang baik, selalu mengingat Allah SWT di manapun mereka berada dan mengingat tentang kewajiban yang harus dilakukan tidaklah mudah. Zaman sekarang dengan kecanggihan teknologi yang canggih, sehingga dengan mudahnya mempengaruhi siswa yang masih labi untuk menggalkan kewajibannya. Dengan adanya hal tersebut pendidik tidak akan tinggal diam melihat anak didiknya rusak karena kemajuan zaman. Sehingga banyak sekolah yang memiliki program religious di sekolah (Hariyati dan Rafik, 2021). (*)