Ikatan Pelajar Muhammadiyah DIY Gelar Sekolah Harmoni Gender
TABLOIDMATAHATI.COM, JATENG-Pelajar Muhammadiyah juga menyerap pemikiran posmodern seperti kesetaraan gender. Hal ini disampaikan Wakil Ketua PWM DIY, Iwan Setiawan, bagi Muhammadiyah pemikiran kesetaraan gender menjadi wacana dan praktik yang sudah biasa dilaksanakan.
Dijelaskan Iwan mengapa Muhammadiyah tidak menolak wacana dan praktik yang berasal dari Barat? Bagi Muhammadiyah yang memiliki landasan keislaman yang kokoh, adanya wacana dan praktik pemikiran yang berasal dari barat, asal tidak menyalahi landasan keislaman, tidak ada masalah.
Wacana dan praktik pemikiran dari barat, semisal demokrasi, HAM dan kesetaraan gender diterima Muhammadiyah. Bagi Muhammadiyah wacana dan praktik seperti kesetaraan gender akan memperkaya landasan keislaman tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan yang sudah dituliskan dalam Al-Quran.
Tema kesetaraan Gender inilah yang menjadi inti program sekolah harmoni Gender yang dilaksanakan PW IPM DIY pada Sabtu-Ahad, 26-27 Agustus 2023. Sekolah harmoni tersebut bertema Gender Equitable For A Balance Harmony diikuti anggota IPM DIY dan Jawa Tengah.
Menurut Iwan sekolah harmoni gender ini ditutup dengan agenda seremonial wisuda. Wisuda ini dilakukan dengan memberikan sertifikat kelulusan kepada peserta. Sertifikat tersebut diberikan oleh dirinya sendiri yakni Iwan Setiawan selaku Wakil Ketua PWM DIY dan Racha Julia selaku Ketua PW IPM DIY.
Iwan menegaskan dalam penutupan Sekolah Harmoni Gender apresiasi diberikan kepada PW IPM DIY atas agenda ini. Dirinya mengajak kepada peserta untuk memahami betul kata-kata kunci dalam sekolah ini. Seperti gender, misogini, nature dan nurture.
Selain itu Iwan mengajak kepada peserta bahwa tema gender adalah untuk menguatkan pemahaman keislaman peserta. Islam yang dipahami Muhammadiyah sudah memberi inspirasi tentang kesadaran gender perlu diaplikasikan dalam keseharian dan organisasi. (arief hartanto)