Waspada Stroke Kenali Faktor Resiko Serta Jaga Pola Hidup
Masyarakat sering mengatakan penyakit stroke berbahaya. Namun masyarakat tidak mengetahui bagaimana penyakit stroke ini yang sebenarnya. Termasuk apa saja kriteria seorang yang terkena stroke. Berikut ulasan dr Moch Bahrudin SpS tentang apa itu stroke. Ya, apa itu stroke? Menurut dokter Bahrudin begitu nama panggilan dr Moch Bahrudin SpS, yang dimaksud stroke adalah serangan otak. Kriterianya selalu mendadak disertai defisit neurologi atau penurunan kerja syaraf. Ketika serangan mendadak yang disertai penurunan neurologi dengan kelainan pembuluh darah itulah stroke.
Lantas apa defisit neurologi? Dokter Bahrudin secara gamblang mencontohkan defisit neurologi atau penurunan fungsi syaraf seperti tubuh mengalami lumpuh, kesemutan, mendadak sulit bicara, mendadak perubahan perilaku tidak paham, mendadak tidak bisa melihat, mendadak kebas. “Jadi kalau ada yang mengalami seperti ini, mendadak bangun tidur terasa seperti contoh tersebut, maka langsung cepat mencari pertolongan ke rumah sakit, sehingga penanganannya lebih tepat dan cepat,” kata dokter spesialis syaraf di RS UMM ini. Dampak stroke ada 2, kata dokter Bahrudin, kalau tidak meninggal dunia atau cacat.
Seorang terserang stroke tidak segera diatasi bisa meninggal sementara terasi membuat seoarang cacat. Perjalanan klinis stroke itu ada yang sifatnya sementara ( begitu defisit mendadak 24 jam normal kembali), ada progresif (makin lama semakin berat penyakitnya), progresif (terserang stroke langsung berat). Satus stroke progresif dan komplit meninggalkan bekas alias cacat. “Trennya kasus stroke jenis komplit dan progresif ini cenderung meningkat,” aku dosen di Fakultas Kedoteran UMM ini. Kenaikan tren kasus stroke ini, lanjut dokter Bahrudin disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit stroke, sehingga faktor resiko tidak bisa dikendalikan.

Nah, apa saja faktor resionya yang memicu terjadinya stroke? Yaitu faktor yang bisa diperbaiki dan faktor yang tidak bisa diperbaiki. Faktor yang tidak bisa diperbaiki, ungkap dokter Bahrudin, adalah umur, bakat (genetika), ras/jenis kelamin. Sedangkan yang bisa diperbaiki dan terbukti sering kali didapati pasien adalah hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol, diabet (kencing manis), merokok, alkohol, obesitas (kegemukan). Penyebab paling banyak pemicu stroke empat penyakit metabolic syndrome (hipertensi, diabet, kolesterol, dan obesitas). “Kalau kita mempunyai empat penyakit ini, ditambah gaya hidup kita yang kurang sehat maka resikonya semakin tinggi terserang stroke,” akunya. Antisipasinya? Dokter Bahrudin memilahnya dalam kategori jika usia di bawah 30 tahun dengan antisipasinya melalui hidup sehat (olah raga, istirahat, makan bergizi, dan tidak merokok). Jika usia sudah menginjak 40 tahun ke atas caranya mencari faktor resiko.
Ketika faktor resiko ditemukan jangan menambah dengan faktor resiko lain. “Terutama hipertensi, sebab dari penetilan saya pasien stroke 99 persen dari hipertensi. Jadi seorang yang hipertensi sudah wajib mengendalikan resikonya,” akunya. Dokter Bahrudin menambahkan ketika seseorang sudah pernah terserang stroke, dokter pasti akan menanyakan faktor resikonya. Jika faktor resiko adalah hipertensi maka yang diobati hipertensinya, jika diabet maka diabetnya ditekan, lalu tetap hidup sehat. Pengobatan herbal? Dokter Bahrudin mengaku pengobatan herbal belum ada pengakuan dan penelitian dari panduan internasional. Disarankan penggunaan herbal yang banyak mengandung antioksidan. Seperti vitamin E, A, buah dan sayur. Prinsipnya kendalikan faktor resiko dan pola hidup sehat.