Virtual Takziah Almarhum Ismail Navianto, Ketua Pimwil Tapak Suci Jatim Sulit Menggantikan Sosok Beliau
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Para pendekar dan kader Tapak Suci se Indonesia dan perwakilan luar negeri kemarin malam menggelar virtual takziah mengenang figur pendekar besar Tapak Suci Putra Muhammadiyah almarhum Ismail Navianto. Salah salah satu kesaksian disampaikan oleh Ketua Pimwil Tapak Suci Jatim, Prof. Sasmito Djati, merasa sangat kehilangan figur seorang teladan sekaligus pemimpin.
“Kami sangat merasakan betul keihklasan bagaimana beliau almarhum memimpin tapak suci dan muhammadiyah. Kami semua menjadi saksi kebaikannya. Dalam keadaan kondisi kesehatannya sangat lemah dalam berjalan sedikit susah masih ingin melatih kami. Dengan dituntun beliau datang ke tempat latihan, bahkan mengumpulkan para pendekar dan kader di sekitar Malang. Bagi kami almarhum merupakan sosok yang susah digantikan,” tutur Prof Sasmito.
Figur susah digantikan tersebut, lanjut Prof Sasmito disebabkan almarhum Ismail Navianto mempunyai pemikiran jauh ke depan tentang bagaimana mengembangkan Tapak Suci. Kecerdasan intelektual almarhum dselalu menunjukkan ide-ide yang inovatif dalam mencari solusi tapak suci di tingkat pusat hingga daerah.

“Hari ini (kemarin-red) kami benar-benar merasakan kehilangan panutan. Sehingga kami mengucapkan bela sungkawa pada keluarga almarhum, khususnya istri dari almarhum Pendekar Ismail yang sangat sabar dalam mendampingi almarhum selama hidupnya. Ini juga merupakan kekuatan laur biasa bagi kami dan menjadi contoh kita semua satu keluarga panutan kita semua,” ucap Warek IV Universitas Brawijaya ini.
Prof Sasmito mengucapkan terima kasih kepada PP Tapak Suci Putra Muhammadiyah yang memperhatikan almarhum bahkan dipercaya sebagai Ketua Dewan Guru PPTS. Semoga ilmu yang almarhum berikan hingga saat ini merupakan amal jariyah yang terus mengalir meskipun almarhum saat ini sudah wafat namun ide dan gagasan bahkan kebaikan almarhum tetap langgeng diamalkan oleh sahabat, murid, serta anggota Tapak Suci di manapun berada. (doni osmon)