Undang Profesor PKPOT, UMM Gagas Pusat Riset Pangan-Energi Nasional
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Pertemuan informal antara Warek II Universitas Muhammadiyah Malang, Dr. Nazarudin Malik, MM, Dekan Fakultas Pertanian Peternakan Dr. Ir. David Hermawan MP, bersama sejumlah pejabat UMM dengan Direktur Pusat Kajian Pertanian Organik Terpadu (PKPOT), Prof.Dr. Ir. Hariyadi, MP, menjadi sorotan para pelaku bidang pertanian dan pangan. Kenapa? Direktur PKPOT Prof Hariyadi mengatakan UMM akan membangun pusat riset pangan nasional.
Pertemuan Prof Hariyadi kemarin malam (18/2021) bertempat di Rayz Hotel UMM tersebut, menjadi tonggak bersejarah pangan karena pusat riset yang nanti akan didirikan tersebut bukan hanya berbasis pangan saja termasuk energi. Saat pertemuan tersebut, Prof Hariyadi menjelaskan kepada UMM bahwa saat ini Indonesia menjadi sorotan dunia tentang pangan. Sebab mempunyai sumber daya alam melimpah dengan tiga teknologi. Jika hal ini dikuasai Muhammadiyah maka persoalan pangan di republik ini selesai.
Apa tiga teknologi? Prof Hariyadi mengatakan salah satunya agar produksi tanaman padi melipah dengan menempelkan tanaman C4 dua kali lipat proses fotosentesanya. Itu sebabnya kedaulatan pangan itu harus bersentuhan dengan teknologi, jika masih menggunakan konvensional maka tidak akan tercapai gagasan ini. Prof Hariyadi sedikit memberikan bocoran bahwa dari tiga teknologi ini salah satunya UMM akan mendatangkan teknologi pangan (pertanian) dari Korea. Bukan itu saja UMM juga akan menggaet ahli pangan khusus bidang pemuliaan tanaman.
Untuk merealisasikan pusat riset pangan UMM tersebut, Prof Hariyadi mengatakan ada beberapa infrastruktur yang harus dipenuhi UMM. Sehingga hasil padi yang dipanen dapat menakjubkan. Berdasarkan perbincangan inilah, Prof Hariyadi dalam waktu sepekan ini akan menyiapkan konsep pengembangan riset pangan UMM. Dalam konsep tersebut tentu ada beberapa hal yang perlu disediakan diantaranya lahan dan tanaman, pasca panen yang akan diakreditasi oleh badan pangan nansional, dan laboratorium tempat proses tanaman. Sayangnya Prof Hariyadi masih berahasiakan berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan. (doni osmon)