Tiga Dosen PKM UMM-Ristekdikti Latih Skill Karangtaruna Sebagai Penyedia Bahan Pangan Berbasis Potensi Lokal
DAU-Pangan dan generasi muda dalam arti secara luas mempunyai dua kekuatan yang tidak bisa dipisahkan untuk kemajuan suatu bangsa. Sebab bangsa melesat maju jika ketahanan pangan kuat dan generasi mudanya mempunyai skill mengolah potensi lokal untuk hasil pangan. Ironisnya di republik ini, daerah rawan pangan semakin meningkat ditambah generasi mudanya enggan turun menguatkan sektor pangan seperti pertanian, perikanan, dan peternakan.
Mengacu pada realitas ini, tiga orang dosen dari Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) didukung Kemenristekdikti, yaitu Anis Zubaidah, S.Pi, M.Si, dan Ganjar Adhywirawan Sutarjo, S.Pi, M.P dan Nur Ocvanny Amir, S.P, M.P membuat program pengabdian di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Program bertajuk Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini memberdayakan generasi muda desa setempat untuk ikut memajukan sektor pangan memalui inovasi yang dikembangkan FPP UMM yaitu Aquaponik. “Ini adalah terobosan baru bagi kami untuk memberdayakan masyarakat dalam bidang pertanian sekaligus peternakan khususnya perikanan,” aku salah satu anggota PKM UMM-Ristekdikti Nur Ocvanny Amir, S.P, M.P.

Dijelaskan Vanny-nama panggilan Nur Ocvanny Amir-PKM UMM-Ristekdikti ini mengambil tema PKM Produksi Pakan Ikan Mandiri dan Aquaponik Berbasis Potensi Lokal Pada Karang Taruna di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Mengambil tema tersebut, kata Vanny, disebabkan karang taruna Majesty-nama karang taruna di Desa Mulyoagung-termasuk karang taruna yang aktif dalam berkegiatan namun belum mengarah pada aksi produktif. Itu sebabnya, PKM UMM-Ristekdikti demi mencapai ketahanan pangan nasional melalui pengembangan potensi lokal salah satu caranya dengan meningkatkan keterampilan generasi muda dalam hal ini karang taruna Majesty di bidang pertanian dan perikanan melalui inovasi yang dimiliki FPP UMM.

Keterampilan tersebut, lanjut Vanny, meliputi pelatihan pembuatan pakan mandiri memanfaatkan potensi lokal dan membudidayaan ikan dengan sistem aquaponik. Sebagai langkah awal, tim PKM UMM menginvetarisasi kendala yang dihadapi karang taruna Majesty sebagai mitra pengabdian.
Hasil inventarisasi kendala tersebut, diungkapkan Vanny ada beberapa poin. Pertama anggota karang taruna banyak yang belum mempunyai keahlian atau keterampilan dalam bertani dan budidaya ikan. Kedua, Biaya pakan tinggi sehingga perlu keterampilan pembuatan pakan mandiri. Ketiga sayur dan ikan merupakan kebutuhan pangan yang harus dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari.
Solusinya? Vanny yang juga dosen Prodi Agribisnis UMM ini, menyebutkan menerapkan inovasi tepat guna yang bisa mengubah pola pikir dan wawasan generasi muda, yaitu penerapan sistem budidaya ikan terpadu atau dikenal aquaponik.
Sistem aquaponik ini, tandas Vanny, merupakan sistem ramah lingkungan dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas hasil produksi ikan serta dengan pelatihan pembuatan pakan mandiri. Sehingga PKM UMM-Ristekdikti ini dapat bermanfaat secara berkelanjutan untuk tercapainya ketahanan pangan nasional dengan pelaku generasi muda sebagai penyedia bahan pangan. (dsp)
Data kendala mitra PKM UMM-Ristekdikti: Pertamaanggota karang taruna banyak yang belum mempunyai keahlian atau ketarampilan dalam bertani dan budidaya ikan. Kedua, biaya pakan tinggi sehingga perlu keterampilan pembuatan pakan mandiri. Ketiga sayur dan ikan merupakan kebutuhan pangan yang harus dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari.
Solusi Program PKM UMM-Ristekdikti:Pelatihan-pendampingan budidaya ikan aquponik. Pelatihan manajemen kualitas air. Pelatihan pembuatan pakan ikan mandiri. Pelatihan pengolahan hasil budidaya.