Teliti Sapi Potong, Dosen Prodi Peternakan UMM Tembus PRN
TABLOIDMATAHATI.COM, UMM CORNER– Adalah Dr. Ir. Listiari Hendraningsih, M.P, salah satu dosen Prodi Peternakan Fakultas Peternakan Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (FPP UMM) berhasil mendapatkan pendaan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI).
Melalui Sekretariat Jenderal Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Dr. Ir. Listiari Hendraningsih, M.P, memperoleh pendanaan Riset Inovatif dan Produktif (Rispro) Mandatori bertema Prioritas Riset Nasional (PRN) bidang pangan.
Dijelaskan Listiari Hendraningsih, PRN ini merupakan program di bawah koordinasi Kementerian Pertanian dan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional. Riset yang dilakukannya berjudul Perakitan Pakan Fungsional Sapi Potong POGASI sesuai status reproduksi.

Tujuannya, lanjut Listiari untuk menghasilkan daging sapi yang berkualitas pastinya. Keunggulan yang menonjol sapi POGASI Agrinak yaitu adaptif terhadap pakan serat kasar tinggi dan protein kasar rendah, sehingga sangat cocok dikembangkan di daerah marginal. “Bisa dibayangkan kalau dipelihara dengan manajemen yang baik tentunya pertumbuhannya akan lebih optimal,” akunya.
Diungkapkan Listiani, sapi POGASI Agrinak mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan pakan yang mengandung serat kasar tinggi dan protein kasar rendah, ini disebabkan karena mampu menjaga kondisi ideal karakteristik rumennya, yaitu keseimbangan perbandingan antara C2, C3 dan C4 serta pH dan kandungan NH3- nya. “Kami melakukan penelitian skala laboratorium dengan pakan yang kandungan nutrisinya minimal dan ternyata hasilnya masih bisa beranak serta kondisi fisiologisnya tidak terpengaruh sebagaimana jika diberikan pakan dengan kualitas baik. Maka bisa disimpulkan, telah terjadi efisiensi pakan didalam tubuh sapi POGASI,” terang Listi.
Sebagai sapi potong pun, Listiani mengutarakan sapi POGASI mempunyai kualitas daging yang baik seperti merah, rasanya juicy, padat dan perlemakannya ekstraseluler yang bisa bertahan di suhu kamar sehingga dagingnya tidak mudah atau cepat mengalami penurunan berat karena keluarnya kandungan air dari daging. (foto: prodi peternakan/reporter: irfan wahyu setyawan/editor: doni osmon)