Tapak Suci Kota Malang Kekurangan Kader, Permintaan Lembaga Menunggu Stok Pelatih
PERGURUAN ORO-ORO DOWO-Ternyata banyak lembaga pendidikan di luar Muhammadiyah yang mengirimkan permohonan untuk dilatih tapak suci. Kenapa? Ketua Pimda Tapak Suci Kota Malang, Drs. Kusmadiyanto, MPd, mengatakan hal ini tidak bisa dipenuhi atau ditunda terlebih dulu sebab tapak suci Malang kekurangan kader, kekurangan pelatih.
Sekolah di luar muhammadiyah, kata Kusmadiyanto, seperti SMP Negeri 3, SMP Negeri 5, dan SMA Negeri 1 Kota Malang. Permintaan mereka dilatih tapak suci terpaksa ditunda menunggu pelatihnya ada.

Bagaimana menenuhi kekuarangan ini? Kusmadiyanto menyebutkan akan memacu aanggota tapak suci yang melati 4 segera ujian kader. Selain itu merekrut beberapa kader dari luar yang dulunya lulusan tapak suci Kota Malang, ditarik untuk melatih ke Kota Malang.
Menurut Kusmadiyanto, saat ini ada sekitar 35 kader, pendekar 8 orang, siswanya sekitar 1.000, 36 cabang. Untuk mencapai tingkatan kader maka harus melalui proses UKT. Yaitu prosesnya dari awal lulus UKT dari putih (prasiswa pengenalan) akan naik menjadi sabuk kuning dasar, sabuk kuning melati 1,2,3,4. Nah lulus UKT tingkat selanjutnya adalah kader dalam jangka waktu 3 tahun, sebagai kader dasar, kader muda (melati 1), kader madya (melati 2), kader kepala (melati 3), kader utama (sabuk biru melati 4), setelah itu jenjangnya adalah pendekar. Khusus pendekar ini ditempuh dalam waktu 5 tahun, serta harus terlibat aktif di ortom muhammadiyah maupun Aisyiyah.

Kusmadiyanto mengungkapkan, berdasarkan hal ini pimda tapak suci Kota Malang mengadakan UKT semester diikuti sekitar 800 peserta dari dalam AUM maupun di luar ortom muhammadiyah.
Menariknya Kusmadiyanto menceritakan lembaga pendidikan di luar muhammdiyah tertarik tapak suci disebabkan tapak suci merupakan seni bela diri yang taat dalam melaksanakan perintah agama dan bertauhid tidak menggunakan unsur ilmu “ghaib”.
“Sebagai anggota tapak suci yang sekarang sudah di seluruh sekolah muhammadiyah dan sebagain di luar muhammadiyah, semua taat menjalankan shalat serta membaca Al Quran. Inilah yang mungkin menyebabkan mereka para pimpinan lembaga pendidikan di luar muhammadiyah ingin ikut dilatih tapak suci,” ujar Kusmadiyanto.

Anggota tapak suci dikatakan Kusmadiyanto memang ditempa secara spiritual dan fisikal. Sehingga karakternya terbentuk sebagai pribadi yang sholeh dan shalehah, serta mempunyai kekuatan fisik dan mental percaya diri pantang menyerah.
Selain karakter tersebut, lanjut Kusmadiyanto, pertimbangan lembaga pendidikan di luar muhammadiyah ingin ikut tapak suci adalah setiap pertandingan bela diri, selalu saja tapak suci meraih juara dan prestasi tingkat nasional bahkan internasional. (foto/editor: doni osmon)