Tapak Suci Jatim Siap Kosegu, Pimda 27 Kota Malang Pendekar
TABLOIDMATAHATI.COM, SUMBERSARI-Usai pertemuan bersama sejumlah pimpinan organisasi otonom (ortom) pada Ahad malam (20/9/2020), terungkap Pimpinan Tapak Suci Jatim Prof. Sasmito menyiapkan pasukan khusus Tapak Suci bernama Kosegu (Komando Serba Guna) untuk siaga ulama dan seluruh aset muhammadiyah di wilayah Jatim. “Kami memang mempunyai kosegu sekarang menunggu pengamatan situasi untuk bergerak,” ujar Ketua Tapak Suci Jatim, Sasmito, di Singosari, Kabupaten Malang.
Apa sih Kosegu? Ketua Tapak Suci Pimda 27 Kota Malang, Drs. Kusmadiyono, M.Pd, mengungkapkan Pimda 27 Kota Malang memang mempunyai pasukan khusus Tapak Suci tersebut sekitar 2 orang. Anggota Kosegu merupakan hasil rekruitmen dari Tapak Suci Wilayah Jatim. Namun tidak semua pimda mempunyai Kosegu.

Siapa saja yang dapat masuk kosegu? Kusmadiyono mengatakan mantan atlit, tapak suci kader yang berprofesi sebagai aparat hukum yang setiap pimda hanya dibatasi 10 orang saja, kemudian dilebur menjadi satu dalam wilayah Jatim.
Kusmadiyono lantas mengungkapkan juga melakukan pertemuan Tapak Suci, KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah), Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah, dan Majelis Pedidikan Kader, PDM Kota Malang membicarakan situasi keamanan pasca penusukan ulama.

Mayteri yang dibahas, lanjut Kusmadiyono tentang teknis pengamanan para ulama dan seluruh asset muhammadiyah di Kota Malang. Hanya saja teknis pengaman nanti dilakukan jangan sampai berlebihan.“Sejak dulu kami sudah melakukan siaga ini. Kami siap gerak cepat, hanya saja gerakan kami atas instruksi pimpinan daerah muhammadiyah,” akunya.
Menariknya Kusmadiyoko mengungkapkan bahwa sejak awal sudah bekerjasama dengan majelis tablig untuk latihan Tapak Suci bagi muballigh. Program ini sudah dilaksanakan beberapa tahun lalu jauh sebelum insiden kriminal ulama. Namun karena waktu program bela diri ini terhenti hingga sekarang ini. Nah munculnya kasus criminal ulama ada upaya untuk dilaksanakan program bela diri untuk dai. (foto: kusmadiyono, mujahidin/editor: doni osmon)