Susunya Diperah, Hasilnya Disetor, KKN 24 UMM Budidaya Sapi
TULUNGREJO-Cepatnya adaptasi anggota KKN 24 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Desa Tulungerjo, Pujon, Kabupaten Malang. Sebagai bukti bahwa KKN 24 UMM ini mempunyai kelebihan dalam bersosialisasi dengan warga setempat untuk mengabdi. Salah satu bentuk pengabdian tersebut, melalui aksi nyata menjadi seorang peternak sapi.
“Kami memang mempunyai banyak agenda kegiatan. Secara kebetulan ada seorang warga memberikan tawaran untuk mengikuti proses bagaimana menjadi seorang peternak sapi,” ujar Kordes KKN 24 UMM Handika Saputra, kemarin.

Siapa warga dimaksud? Handika-begitu Handika Saputra disapa-warga tersebut bernama Haryono, pemilik salah satu peternakan sapi di Desa Tulungrejo. Dari Haryono inilah KKN 24 UMM mulai dari awal bagaimana proses peternak sapi melakukan budidaya sapi atau aktifitasnya.
Menurut Handika, seorang peternak sapi mulai awal adalah memeriksa kesehatan sapi, setelah itu memberikan makan sapinya, kemudian membersihkan sapi, proses pemerahan susu. Setelah hasil perah susu tersebut langsung disetorkan pada tempat penampungan susu di desa tersebut.

Ternyata, lanjut Handika, tidak mudah untuk melakukan budidaya sapi. Sebab memerah susu sapi harus sangat berhati-hati dan sabar. Sebab resikonya susu sapi bisa rusak ketika disetor ke penampungan. Itu sebabnya, menggunakan teknik khusus dalam memerah ini. “Dari proses ini kami belajar banyak tentang bagaimana menjadi peternak sapi, dan ternyata harus tangguh dan istiqamah,” akunya.
Sementara itu Dosen Pembimbing Lapang (DPL) KKN 24 UMM, Ali Mahmud, SPT, MPT, mengungkapkan proses budidaya sapi yang dilakukan KKN 24 UMM, mempunyai makna ilmiah. Dari aktifitas tersebut, anggota KKN 24 UMM bisa mengetahui ternyata susu sapi tidak boleh tercampur dengan kolustrum sapi, apa yang dimaksud kolustrum, bagaimana memberikan pakan, serta bagaimana sosialisasi teknologi Biofarm UMM kepada peternak sapi. (foto: baiq humas pdd kkn 24 umm/editor: doni osmon)