SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban- Tee Kay Corp Jepang Seleksi Kenshusei
TABLOIDMATAHATI.COM, TUBAN-Terobosan baru dilakukan Kepala SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban, Suyanto resmi sosialisasi dan seleksi Kenshusei Jepang oleh perusahaan perikanan Jepang bernama Tee Kay Coorporation, (4/1/2022).
Suyanto menjelaskan, sekolah melalui balai ketenegakerjaan terus berupaya menekan pengangguran di tanah air, salah satunya melalui program pemagangan.
Alasan dipilihnya Jepang, menurut Suyanto sebagai pelaut selama 15 tahun karena Jepang sangat disiplin. “Saya ini mantan pelaut, jadi saya tahu negara-negara lain dalam memperlakukakan tenaga magang. Jepang dianggap keras, sebenarnya bukan keras tetapi disiplin,” akunya.
Bagi Suyanto program magang ini berbeda dengan jalur TKI. Program magang ke Jepang adalah untuk pembelajaran. Peserta magang ibarat siswa dan berstatus trainee. Mereka tidak sepenuhnya bekerja, tapi belajar sambil bekerja.
Kerjasama tersebut, kata Suyanto tentu saja saling menguntungkan kedua belah pihak. Pelajar yang dikirim magang akan belajar banyak di Jepang dan harapannya ketika kembali bisa berkontribusi untuk memajukan industri perikanan di Indonesia.
Itu sebabnya salah satu syarat bisa ikut magang Jepang, tandas Suyanto meminta izin kepada orang tua wali yang dihadirkan dalam sosialisasi untuk merelakan putra-putrinya ke luar negeri bekerja sambil menimba ilmu di negeri Sakura itu.
“Sengaja kami menghadirkan orang tua wali, di samping menyaksikan langung sosialisasi, sakalian kami meminta izin, agar merestui putra-putrinya magang di sana. Siapa tahu ini jalan bagi putra-putrinya untukmeraih masa depan cemerlang,” tuturnya.
Dalam hal ini, tambah Suyanto sekolah tidak memungut biaya sepersenpun. Semuanya gratis bahkan kalau diterima, mereka akan menjalani pelatihan di Tanggerang. Selama pelatihan putra-putrinya diberi uang saku.
Waka Balai Ketenaga Kerjaan (BKK) Mufid Tohari memaparkan sejak tahun 1998, SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban sudah menjalin kerjasama dengan Jepang untuk menyelenggarakan program magang. Sekolah tersebut menepis anggapan masyarakat bahwa SMK adalah sekolah yang banyak menciptakan pengangguran.
“Jadi anggapan masyarakat bahwa SMK adalah pabrik pengangguran tidak sepenuhnya benar. Buktinya dari tahun 1998 kami sudah mengirim tenaga magang ke Jepang. Sesuai tagline, lulus seratus persen itu biasa, lulus langsung bekerja luar biasa, lulus dan menciptakan lapangan pekerjaan sangat luar biasa,” imbuhnya.
Sementara itu, perwakilan dari Tee Kay Coorporation, M. Misbachul Munir saat sosialisasi menjelaskan kerja sebagai pelaut di Jepang tentu beda dengan di Indonseisa pada umumnya. Sebab di Jepang menggunakan robot tenaga manusia hanya sedikit dibutuhkan.
“Semuanya menggunakan robot, manusia hanya menjalankan mesin, dan memantau jalannya mesin. Tidak menjaring atau memancing pakai tangan seperti yang kita lihat selama ini,” ucap alumni SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban ini. (rilis: iwan abdul gani/editor: doni osmon)