Sertifikasi Dai Kemenag Hanya Terima Kegelisahan Informasi
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Kepala Kemenag Kota Malang, Dr. Muhtar Hazawawi, M.Ag, mengatakan petunjuk tekhnis tentang sertifikasi untuk para dai hingga saat ini masih belum turun. Itu sebabnya Muhtar Hazawawi disapa Muhtar tidak ingin terjebak dalam term sertifikasi.
Kenapa? Sebab Muhtar menegaskan bahwa kementerian agama hadir untuk mengayomi semua agama dan juga bagaimana memahamkan agama yang diamalkannya. Tentu bahasanya bagaimana tidak sampai terjadi hal dipersoalkan, damai, kondusif, saling menguatkan dan menyejukkan. Sebab Islam membahagiakan.
Muhtar mengatakan Islam adalah keselamatan, fokusnya pada ahklahul kharimah. Jadi orang yang beragama di Indonesia mengamalkan ajaran agamanya dengan penuh kedamaian dan kedamaian. Termasuk amalan ajaran Islam. Jangan sampai ada masalah yang menimbulkan masalah yang menimbulkan keresahan.
“Kami ingin mengembalikan fungsi agama (agama apapun) sebagai kebutuhan pokok hidup manusi, tetapi bisa dilaksanakan dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan,” akunya.

Apakah kemenag sudah menerima laporan ada dai yang meresahkan? Muhtar menyebutkan selama ini belum ada laporan tertulis tentang dai yang dimaksud. Hanya saja ada muncul polemik yang membuat resah. Intinya tugas Kemenag adalah menciptakan kondisi beragama yang tidak memancing persoalan, mengamalkan agama dengan kedaimaian.
“Kami tidak bisa mengatakan ada atau tidak laporan. Yang jelas ketika ada laporan ya, namun laporan kalau tidak tertulis tidak bisa dilakukan pembenaran. Kami tidak ada laporan tertulis hanya saja kadang ada kegelisahan merasa terusik,” akunya pada (12/9/2020) pagi.
Apakah seperti muballigh atau muballighot yang sudah tergabung dalam Muhammadiyah atau Aisyiyah disertifikasi? Muhtar kembali menegaskan bahwa sampai hari ini tidak ada regulasi yang turun, selama tidak ada regulasi dari pusat tidak akan melaksanakannya. Semua berjalan seperti biasa.
Radikalisme? Sejauh ini Muhtar kembali belum ada informasi tersebut. Jika muncul kegelisahan, pihaknya akan melakukan tabayun terlebih dulu. Tidak perlu menjustifikasi, cek dan ricek terlebih dulu. Sebab kemenag berupaya bagaimana Islam dikebumikan dengan penuh kedaimaian. (foto/reporter: irfan wahyu setiawan/editor: doni osmon)