Sembilan Puluh Mahasiswa FIKES UMM Ikut Yudisium Awal Tahun
TABLOIDMATAHATI.COM, UMM CORNER-Sekitar 90 mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (FIKES UMM) tadi pagi mengikuti yudisium gelombang pertama awal tahun. Hal ini dikatakan Dekan FIKES UMM, Faqih Ruhyanudin, S.Kep, Ns, M.Kep. Sp. Kep, usai melakukan acara yudisium (27/2/2021).
Secara umum peserta yudisium ini, kata Faqih-begitu Faqih Ruhyanudin disapa-menyebutkan dari jurusan S1 Keperawatan sejumlah 34 mahasiswa, S1 farmasi ada 50 mahasiswa dan S1 Fisioterapis terdapat 6 mahasiswa. Total seluruhnya 90 orang. “Tenaga kesehatan era saat ini tak hanya bisa berkecimpung di departemen kesehatan saja. Ke depan, tenaga kesehatan juga akan dibutuhkan pihak swasta dan berpeluang melakukan praktik mandiri,” pesanya.
Menurut Faqih, yudisium kali ini selain memberikan penghargaan kepada mahasiswa lulusan terbaik akademik, FIKES juga memberikan penghargaan terbaik non akademik yang juga dilaksanakan langsung diwakili oleh 5 orang lulusan per program studi juga diselenggarakan secara virtual melalui zoom, dan live streaming FIKES UMM.

Faqih menuturkan saat pandemi corona studi metodologi dari servis sudah berubah dari yang dulu setiap sampel harus penelitian langsung ke responden kemudian sekarang mengumpulkan sampel tanpa bertemu langsung. ”Sekarang mengumpulkannya ada beberapa yang berubah menjadi lebih teratur sehingga ada beberapa mahasiswa itu yang lulus tidak selesai dalam 7 semester jadi istilahnya lulus sebelum waktunya,” ucapnya.
Faqih merinci lulusan FIKES diharapkan bisa membuka praktik mandiri dengan membuka layanan home care. Bahkan jika bisa berkembang bagus, seorang perawat pun bisa jadi manager yang memiliki banyak pekerja. Begitu pula seorang tenaga farmasi yang juga berpeluang membuka usaha apotik sendiri.
Namun, lanjut Faqih tentu terlebih dahulu mereka harus menempuh pendidikan profesi sehingga bisa melakukan praktik secara mandiri. Praktik mandiri tersebut seperti, layanan persalinan. Selama ini masyarakat di desa lebih dekat dengan dukun bayi karena mereka lebih care dan bisa memberikan perawatan di rumah.
Seorang perawat maupun bidan profesional pun bisa dekat dengan masyarakat sehingga berperan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. ”Jadi lulusan sarjana yang kami harapkan kini bisa praktik mandiri,” tandasnya. (reporter: irfan wahyu setyawan/editor: doni osmon)