SD Muhammadiyah 9 Awasi Siswanya Melalui Tim Karakter
PANGLIMA SUDIRMAN-Ada yang menarik dari SD Muhammadiyah 9 Kota Malang. Apa itu? Yaitu sekolah yang dikomandoi Kasek Soni Darmawan, MPd, ini ternyata mempunyai tim karakter. “Tim ini terdiri dari dua siswa bertugas menegakkan kedisiplinan aturan sekolah,” ujar salah satu guru SDM 9 Kota Malang, Loresta Putri Nusantara Kasih, SPd.
Kapan tim karakter melaksanakan tugasnya? Loresta-nama panggilan Loresta Putri Nusantara Kasih-menjelaskan tim karakter ini terdiri satu laki-laki dan satu perempuan. Tim karakter melaksanakan tugasnya ketika jam istirahat. Tim ini akan mengawasai teman sekelasnya yang melanggar aturan disiplin sekolah kemudian dicatat dalam salah satu buku kedisiplinan. Memudahkan menjalankan tugasnya tim karakter ini ditandai dengan menggunakan selempang bertuliskan tim karakter.

Loresta mengungkpakan, keberadaan tim karakter ini bergantian setiap harinya sesuai nama urut di absensi. Sehingga dalam satu kelas bisa merasakan bagaimana menjalankan tugas sebagai tim kakater ini. Sebab tugas tim karakter ini sangat ringan dan mengedukasi siswa bertanggung jawab. Tim ini setiap hari mengawasi teman-temannya yang kurang disiplin, seperti membuang sampah sembarangan, makan sambil berdiri, dan berkata-kata yang tidak sopan. “Semua ini akan dicatat dalam buku tersendiri, lalu buku tersebut diserahkan kepada guru kelas,” akunya.
Buku dimaksud Loresta adalah jurnal siswa. Sehingga siswa yang sering kedapatan kurang disiplin tampak berapa kali pelanggarannya. Nah, dari sumber jurnal siswa inilah wali kelas menindaklanjuti dengan cara mendata jumlah siswa siapa yang paling sering melanggar, apa saja yang dilanggar siswa. Dari data ini wali kelas akan memberikan sanksi ringan terhadap siswa bersangkutan.

Jika sanksi ini masih belum membuat siswa disiplin, tegas Loresta, siswa tersebut diserahkan kepada pihak sekolah, atau bahkan sampai pada pemanggilan orang tua siswa. “Jika ada karakternya di dalam kelas dan di luar kelas yang kurang bagus, maka dari pihak wali kelas akan memanggil orang tuanya. Untuk mendiskusikan dan mencari solusi agar sinergi pendidikan anak di sekolah dan di rumah,” tandasnya.
Loresta lantas menceritakan munculnya ide tim karakter ini sekitar tahun 2015. Saat itu ide muncul dari para guru untuk melibatkan siswa sebagai pengawas karakter temannya sendiri. Kenapa? Sebab guru atau sekolah tidak mungkin mengawasi satu per satu siswanya. Berdasarkan keadaan inilah, muncul tim karakter sampai sekarang. (doni osmon)