Screning Kesehatan Tim RSI Aisyiyah Malang, Ukur Tekanan Darah-THT Siswa ABA 6 Turen
TUREN-Puluhan siswa TK ABA 6 Turen, Kabupaten Malang mendapatkan kesempatan untuk screning kesehatan, dari RSI Aisyiyah Malang. Screning kesehatan tersebut merupakan program tahunan antara sekolah dengan RSI Aisyiyah Malang bertujuan siswa TK ABA 6 Turen, menjadi generasi sehat prestasi. “Siswa memang harus selalu intens dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Supaya siswa juga mempunyai wawasan tentang kesehatan dan mengetahui perlunya menjaga kesehatan diri,” ujar Ketua PC Aisyiyah Turen, Umi Kulsum, SPd, kemarin.
Menurut Umi Kulsum, materi pemeriksaan tim kesehatan RSI Aisyiyah Malang adalah materi umum seorang pasien. Pemeriksaan dilakukan oleh satu dokter umum bernama dr Mmuhammad Syarif dan asistennya Bapak Puji. Screning pemeriksaan fokus pada tenggorokan, gigi, telingga, mata, dan kulit.

Selain memeriksa kesehatan siswa, kata Umi Kulsum, tim kesehatan RSI Aisyiyah juga memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan diri. Misalnya ketika memeriksa gigi seorang siswa ternyata sudah ompong. Maka petugas bertanya kamu sering makan permen ya. Ketika itulah siswa manggut-manggut tanpa benar.
Maka petugas langsung menasehati siswa bersangkutan untuk mengurangi makan permen. Sebab permen merupakan salah satu makanan kurang sehat. Sebab bahan untuk rasa manisnya menggunakan pemanis buatan yang bisa merusak gigi siswa. Petugas kesehatan juga meminta siswa selalu menggosok gigi sebelum tidur. Supaya gigi bersih tidak ada sisa makanan yang tertinggal.

Bukan itu saja, kata Umi Kulsum, siswa juga diminta secara rutin memotong kukunya. Sebab kuku yang panjang merupakan rumah setan serta menjadi sarang penyakit. Itu sebabnya siswa yang kukunya panjang bisa sering sakit perut sebab ada penyebab penyakit di dalam kuku yang panjang.
Nah agar tidak sering sakit perut, tambah Umi Kulsum, siswa rutin memotong kuku, selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu atau bermain. Apabila hal ini dilakukan maka siswa jauh dari sumber penyakit. Termasuk siswa juga tidak membuang sampah sembarangan. Kenapa? Jika siswa membuang sampah sembarangan, maka akan menjadi sarang penyakit. (foto: umi kulsum/editor: doni osmon)