Santri Ponpes Al Mizan Sebelum Pulang Liburan Ikut Tausiyah Ammah
TABLOIDMATAHATI.COM, LAMONGAN-Panti Asuhan-Pondok Pesantren Al Mizan Muhamadiyah Lamongan menggelar tausiyah ammah sebelum perpulangan santri, Kamis (15/12) di masjid Alghoihab untuk yang putra dan di masjid Al Mizan untuk santri putri.
Acara Tausiyah Ammah ini di gelar dalam rangka menyambung tapi silaturahim sebelum santri pulang karena jadwal liburan usai menempuh ujian. Perpulangan untuk yang kelas 1-5 Diniyah mulai tanggal 15 sampai 31 Desember. Untuk kelas 6 Diniyah mulai tanggal 15 sampai 30 Desember.

Acara Tausiyah ammah ini diikuti oleh seluruh dewan Asatidzah sekaligus seluruh wali santri, baik wali santriwan atau wali santriwati. Turut hadir kepala bagian Kepondokan, Ustadz Anggun Imanto sekaligus yang memberikan Tausiyah ammah.
Dalam tausiyahnya, Anggun Imanto menceritakan sejarah dari Al Mizan. Al Mizan ini, kata Anggun Imanto, dulu adalah panti asuhan yatim Muhammadiyah. Jadi, yang sekolah di Al Mizan dulu adalah khusus anak-anak yatim.
Kemudian berjalan beberapa tahun. Pengurus mengevaluasi, ternyata di masyakarat sekitar Lamongan ada kondisi yang statusnya tidak yatim tapi sangat membutuhkan, bahkan melebihi anak yatim. “Akhirnya dari panti asuhan yatim Muhammadiyah. Berganti menjadi panti asuhan Muhammadiyah,” jelasnya.
Supaya anak terlantar, fakir miskin itu bisa menimbah ilmu di Panti Asuhan Muhammaidyah ini. Menurut Ustadz Anggun-panggilan akrabnya-Walaupun panti asuhan Muhammadiyah. Tapi sistem pembinaannya menggunakan sistem pesantren.
Makanya pengurus dulu itu menyekolahkan alumni-alumni yang dipilih, di pondok-pondok yang lain. Ada yang di Gontor, Ngruki, PUTM, dan lainnya. Untuk menimbah ilmu di luar, dan ketika lulus kembali lagi untuk mengembangkan di Panti asuhan Muhammadiyah (yang sekarang menjadi Al Mizan). “Akhirnya banyak masyarakat disekitar itu mampu menyekolahkan di Panti asuhan Muhammadiyah. Karena ingin di didik di sini walaupun mereka mampu,” lanjutnya.

Kemudian, kata Anggun, pada tahun 2000 berubah namanya menjadi panti asuhan dan pondok pesantren darul aitam. Kemudian ada wali yang mengusulkan bahwa nama Darul aitam di ganti. Akhirnya berganti lah menjadi panti asuhan dan pondok pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan, sampai sekarang.
Kemudian Anggun menjelaskan, kenapa pondok ini diberi nama Al Mizan, karena Al Mizan itu di Ambil dari kata Mizan yaitu timbangan/ seimbang. “Jadi di Al Mizan ini semuanya sama, tidak ada yang membeda bedakan. Mana yang kaya, miskin, anak panti, semuanya sama. Makanya namanya pas yaitu Al Mizan,” tutur kepala Kepondokan ini.
Makanya ketika bapak ibu melihat anak-anak. Itu tidak akan bisa membedakan mana itu anak panti dan pondok, kecuali di tanya satu per satu. “Jadi di Al Mizan itu sama, walaupun anak dari bupati, pejabat. Semuanya sama, tidak ada yang membedakan,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, jadi putra putri panjengan yang telah mondok di Al Mizan ini adalah bentuk prestasi bagi bapak ibu semua. Karena anak anak ini adalah kader Muhammadiyah, dan kader Islam. Yang kedepannya akan menjadi Ulama’, Mubaligh dan pemimpin.
Maka, Anggun mengajak. “Ayuk anak-anak Kuta di jaga bareng-bareng,” ujarnya.
“Maka mulai hari ini kami titipkan kembali ke bapak ibu semuanya sampai akhir bulan Desember, Didiklah anak-anak bapak ibu dengan sebaik-baiknya di rumah. Jangan lupa di didik untuk sholay berjamaah dan hafalan alquran,” terangnya.
Di akhir Anggun menginformasikan. Bahwa Pendaftaran Al Mizan sudah di buka pada gelombang I di bulan Januari 2023 depan. (rilis: alfain jalaluddin ramadlan/editor: doni osmon)