Sambut Siswa-Guru Taiwan, Perguruan Tlogomas Sajikan Budaya Lokal
TLOGOMAS-Perguruan Muhammadiyah Terpadu Tlogomas memang menjadi objek percontohan sekolah berbasis muatan lokal namun prestasinya nasional bahkan internasional. Buktinya nama perguruan Tlogomas yang ditempati tiga sekolah yaitu MTS Muhammadiyah 1, MA Muhammadiyah 1, dan SMK Muhammadiyah 2, namanya sudah mencuat hingga manca negara.
Seperti kemarin, rombongan dari Meinong’s People Association asal negara Taiwan, berkunjung ke Perguruan Tlogomas untuk studi banding tentang muatan lokal berbasisl budaya tradisional. “Mereka rombongan siswa dari Taiwan ini memang menyempatkan diri untuk singgah di perguruan Tlogomas, untuk mengetahui apa saja keunggulan sekolah yang ada di perguruan ini,” ujar Direktur Perguruan Tlogomas, Bambang Parianom, SH.

Apa yang diinginkan para siswa asal Taiwan ini, kata Bambang-nama panggilan Bambanag Parianom-terjawab ketika rombongan siswa dan guru Taiwan memasuki halaman perguruan disambut dengan senyum dan ramah tamah perwakilan masing-masing sekolah.
Setelah dipersilahkan duduk, Bambang menyebutkan siswa dari MTS Muhammadiyah 1 langsung menampilkan tari topeng khas malangan. Tari ini mengisahkan tentang bagaimana sikap manusia dalam kehidupan. Sekitar 10 menit penampilan tari topeng berlangsung, dilanjutkan dengan pentas beladiri pencak silat tapak suci yang diperagakan oleh siswa MA Muhammadiyah 1. Dari kedua penampilan ini, rombongan sangat apresiatif dan menutup pentas dengan tepuk tangan serentak.
Dalam sambutannya Bambang mengungkapkan rasa terima kasih sudah mengunjungi perguruan Tlogomas. Di perguruan Tlogomas ini merupakan sekolah berbasis agama Islam. Nah, dalam Islam manusia diciptakan dalam berbagai bangsa dan suku untuk saling mengenal, saling melengkapi, dan saling mengisi. Kedatangan rombongan siswa dan guru ini mewujudkan hal itu dalam kebagiaan silaturahmi. “Dalam Islam doktrin bahwa rahmatan lil alamin. Merahmati manusia, tumbuhan, sampai yang tidak kelihatan,” aku mantan kabag Hukum Pemkot ini.

Bambang lantas menyebutkan jika tari yang digunakan menyambut adalah tari khas Malang, untuk menyambut era global dengan kerarifan lokal. Sedangkan atraksi bela diri adalah silat tapak suci muhammadiyah.
Bukan itu saja, Bambang juga mengapresiasi rombongan siswa guru Taiwan ini, yang sebelumnya sudah ikut bersih-bersih sungai di Kota Batu. Terkait dengan lingkungan ini, Bambang juga mengkonsep sekolah ini menjadi sekolah berbasis ekologi. Terutama konservasi aliran sungai Brantas.
Menariknya, Bambang memperkenalkan produk siswa SMKM 2, SMU’D kepada rombongan Taiwan, serta berbagai macam makanan tradisional. Bahkan Bambang merencanakan konsep pertukaran pelajar Indonesia-Taiwan untuk belajar budaya dan konservasi alam. (don)