RBAL Lamongan Giat Literasi Diskusi Kamisan
TABLOIDMATAHATI.COM, LAMONGAN- Rumah Baca Api Literasi (RBAL) menggelar diskusi online yang dinamai Kajian Malam Insan Berkemajuan (KAMISAN). Kajian ini ditujukan sebagai tempat untuk saling berdiskusi, mengolah rasa, mengolah pikir, dan sebagai bentuk implementasi dari hadis Nabi Shalllallahu Alaihi Wassallam untuk menggunakan waktu muda sebaik-baiknya. Maka salah satu hal baik yang dilakukan ialah berdiskusi dengan tematik Jangan Pernah Mencintai Diri Sendiri. Tema tersebut disampaikan narasumber Riah Khoirul Annisa dan dimoderatori oleh Musthofa Haji Al-Baihaqi, keduanya ialah pegiat Rumah Baca Api Literasi (RBAL), kemarin (24/12/2020).
Maksud jangan pernah mencintai diri sendiri dipaparkan oleh Riah Khoirul Annisa disapa Annisa adalah cinta, jatuh cinta, mencintai, adalah cara paling santun untuk melukai hati dan diri sendiri. Cinta duniawi ialah kosong dan bohong. Bicara soal cinta berarti bicara soal hati. Cinta yang nyata didasari dari hati yang tulus. Sementara setiap manusia ialah sebaik-baiknya penipu. Maka kalau ada orang yang bilang dia mencintaimu, itu adalah omong kosong dan bohong.
Dalam sebuah cinta, lanjut Annisa tak bisa disangkal lagi bahwa manusia akan menaruh banyak pengharapan. Banyak ekspektasi yang dinantikan. Padahal semua bersama mengetaui, seringkali realita tidak sesuai dengan ekspektasi.
“Jadi, kalau seorang menjatuhi cinta buat diri sendiri, lalu suatu ketika diri kita itulah yang menyakiti, siapa lagi yang kita percayai? Sementara sakit hati ini dibuat oleh diri sendiri. Maka sebenar-benarnya tempat yang harus kita beri cinta ya Allah SWT,” akunya.
Lebih jelasnya, dalam diskusi kali ini, Annisa ingin menyampaikan bahwa tak perlu bergegas tegas mengucap cinta pada dunia. Cinta berdasar dari hati. Hati menggerakkan pikir dan raga. Semisal benar-benar ada hal di dunia ini yang kamu cintai, berikan yang terbaik untuknya. Cukuplah Allah yang kita cintai, sebab Allah ialah sesempurna-sempurnanya pemberi balasan atas apa yang kita lakukan. Tumpahkan saja segala pengharapan ke Allah ta’ala.
“Tidak perlu koar-koar ucap cinta pada isi dunia. Kalau memang ada yang kamu cintai di dunia, diam dan berbuat baiklah selalu terhadapnya. Jangan lagi ungkapkan kamu mencintainya atau kamu tak lagi akan dipercaya,” aku kader IMM Lampung ini.
Memang benar, lanjut Annisa esensi dari mencintai itu sendiri ialah saling berkasih, maka kalau satu diantara yang berkasih itu tak memberi respon, maka satu lainnya bakal terluka. Sebab itulah definisi bahwa jatuh cinta ialah cara paling santun melukai diri dan hati sendiri dinilai pas.
Manusia memang ciptaan Tuhan paling sempurna, tandas Annisa tapi manusia tak pernah sesempurna itu. Bahkan manusia sudah diklaim tempatnya salah dan dosa. “Saya sendiri juga tidak pernah menyatakan cinta kepada orang tua saya. Karena saya pun menyadari, orang tua saya juga manusia biasa,” ungkap Nissa.
Annisa menjelaskan maksudnya ialah orang tua juga manusia biasa, mempunyai hati, pikiran, dan lisan yang mungkin menjadi sarana untuk bisa melukai. Baginya, menanamkan di hati dengan sungguh rasa ingin selalu melakukan yang terbaik adalah cara berkasih-sayang yang lebih elegan. (kontributor lamongan: fathan faris saputro)