Program LDKS Ponpes Bafir Karangploso, Tumbuhkan Nasionalisme Santri
TABLOIDMATAHATI.COM, KARANGPLOSO-Gerakan kepanduan Pramuka di pondok pesantren modern Babussalam Al Firdaus (Bafir) beberapa waktu lalu mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Dijelaskan salah satu ustadz pengajar Ponpes Bafir, Arief Zaka, melalui LDKS diharapkan tumbuh jiwa nasionalisme santri.
LDKS ini, lanjut ustadz Arief Zaka, dikkuti oleh seluruh santri melaksanakan agenda antara lain, seminar kewirausahaan, leadership, motivasi, dan beberapa game menarik yang terkait dengan team work penguatan karakter. “Kegiatan ini tidak lain dan tidak bukan untuk melatih jiwa nasionalis santri terhadap NKRI, kami kemas sedemikian rupa dengan game-game menarik agar santri bisa enjoy mengkutinya,” ujar Ketua Panitia LDKS ustadz Arief Zaka, kemarin.

Proses kegiatan LDKS tersebut, kata ustadz Arif Zaka menyampaikan beberapa poin terkait LDKS. Yakni kegiatan ini merupakan pendidikan nasionalisme yang dikemas dalam kegiatan yang menarik, maka sangatlah penting bagi santri untuk terus mengikuti kegiatan ini sampai selesai.
Setelah mengikuti pembukaan ustadz Arif Zaka melanjutkan agenda LDKS seminar kewirausahaan tentang santri harus bisa membuka usahanya sendiri dengan tujuan membantu orang-orang di sekitarnya. Khususnya mereka yang tidak mampu dalam bidang ekonomi.
Menariknya, ustadz Arif Zaka menyebutkan usai menerima paparan kwirausahaan para santri praktek berjualan secara berkelompok dengan berkeliling menjual produk mamin kepada warga setempat. Tiap kelompok diberi modal dua belas ribu dalam bentuk makanan ringan dan modal tersebut harus dikembalikan setelah berjualan.

Dijelaskan Seksi Kewirausaahaan ustadzah Salsabila Jauhara, ketika hasil dari penjualan tersebut lebih dari modal yang diberikan, maka itu menjadi keuntungan bagi kelompok tersebut. Namun sebaliknya, ketika hasil dari penjualan tidak kembali dari modal yang diberikan, maka kelompok tersebut harus mengganti kekurangannya.
Berikutnya, tambah ustadzah Salsabila Jauhara, santri juga dimotivasi karakternya untuk tangguh oleh motivator dan konsultan bernama Gunawan. Salah satu materinya adalah meminta santri mengeluarkan keberaniannya dengan berjalan di atas pecahan–pecahan kaca yang sudah disiapkan, tentunya dengan bimbingan motivator.
Ustadzah Salsabila Jauhara mengungkapkan kegiatan LDKS ini berakhir dengan nasionalisme setiap santri diperkenanankan memilih antara dua bendera. Yakni satu bendera yang sudah jadi dari toko, dan yang satu lagi bendera hasil jahit tangan para santri. Tujuannya menentukan keberhasilan kegiatan LDKS ditandai dengan terpilihnya bendera hasil jahit tangan, bukan yang sudah jadi dari toko.
Setiap bendera yang sudah dipilih santri, harus dikibarkan dengan melewati beberapa rintangan yang sudah disiapkan, dan harus menjaganya agar bendera tersebut tidak jatuh ke bawah. Hal tersebut untuk melatih jiwa nasionalisme para siswa terhadap NKRI. (foto/rilis: tomy alvanso/editor: doni osmon)