Program Adwal Muhadharoh Ponpes Munawarah, Bukti Santri Unggul Kemampuan Pidato dan Gaya Komunikasi
KEDUNGKANDANG-Masyarakat jangan pernah kawatir ketika memberikan amanah anaknya untuk mengenyam pendidikan agama kepada pengurus Pondok Pensantren Muhammadiyah Al Munawarah, Kedungkandang, Kota Malang. Mengapa? Sebab, pondok Munawarah yang dipimpin seorang mundzir KH Taufik Kusuma ini, mempunyai banyak prestasi. Setelah terpilih sebagai wakil Kota Malang bidang poskestren ke wilayah provinsi Jatim, juga kurikulum pendidikan yang memadukan pondok modern dengan pendidikan umum, sangat cepat membuat santri unggul.
Diantara program dimaksud adalah, adwal muhadharoh alias pidato. Bukan pidato biasa, melainkan pidato dalam beberapa bahasa di luar bahasa Indonesia. “Program ini memang diadaptasi dari pondok pesantren modern yang digabungkan dengan pendidikan umum. Itu sebabnya, siswa kami latih berkomunikasi dengan metode dakwah yang tepat dan efektif dalam menyampaikan pesan pada audience,” ujar salah satu Guru Pendamping Santri Ponpes Al Munawarah, Syawalludin Usman, SE.

Program adwal muhadharoh atau sering disebut pidato ini, dijelaskan Syawal-begitu Syawalludin Usman disapa-dipraktekkan setiap pekan sekali. Khususnya pada malam Ahad atau hari minggu malam. Santri harus mempersiapkan diri materi yang akan disampaikan sebelumnya sudah dikonsultasikan guru pendamping. Materinya agama Islam atau materi tentang kemuhammadiyahan, prinsipnya dalam kerangka dakwah.
Program ini dilakukan secara bergilir, lanjut Syawal, setiap waktu tampil dijadwalkan antara 7 hingga 8 santri yang harus tampil menyampaikan materi pidatonya. Menariknya, materi yang disampaikan bisa menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris. Sebab ketiga bahasa ini memang diajarkan di pondok. Durasi waktunya dimulai pukul 19.30 hingga pukul 21.00.

Menurut Syawal, program adwal muhadharoh ini didesain seperti layaknya seorang yang akan tampil berpidato. Sehingga dilaksanakan dengan pembukaan menggunakan MC (master of ceremony) yang juga dari santri, kemudian dilanjutkan pembacaan ayat suci Al Quran juga dilakukan oleh santri, setelah itu barulah memasuki acara inti yaitu penyampaian materi pidato ditampilkan secara bergantian antara 7-8 santri yang kebetulan mendapatkan giliran untuk tampil. Usai santri tampil semua, barulah dilakukan intimbat (kesimpulan) dari materi masing-masing peserta.
“Dari merode ini, kami dapat mengetahui apakah materi yang kami sampaikan kepada santri sudah dikuasai atau belum. Selain itu apakah komunikasi santri dalam menyampaikan materi dakwah sudah efektif dan fokus, sehingga dapat mempengaruhi pendengarnya untuk ikut dalam perbuatan kebaikan,” aku anggota Pemuda Muhammadiyah Kota Malang ini.
Terakhir Syawal menyebutkan, santri yang masuk tiga besar terbaik diberikan apresiasi oleh para guru pondok. Hal ini bertujuan agar santri lebih giat lagi dalam belajar dan memahai materi yang diajarkan para guru di Ponpes Al Munawarah ini. (foto: syawalludin usman/editor: doni osmon)