Prodi Kehutanan UMM Inovasi Teknologi Pengeringan Kayu Skala Mikro
TABLOIDMATAHATI.COM, UMM CORNER-Industri kayu dari mulai indutri besar, menengah dan indutri rumah tangga memanfaatkan bahan baku kayu untuk produksi dengan berbagai pemanfaatan dan penggunaan misalnya bahan bangunan, perabotan rumah tangga, dan perabotan lainnya. Bahan baku yang dominan dan diminati oleh mitra adalah kayu jati. Kayu jati adalah salah satu jenis kayu yang paling banyak dipakai karena diminati oleh masyarakat.
Alasannya ialah kayu jati memiliki sifat awet, kuat dan keindahan sertanya, mudah dikerjakan baik menggunakan mesin maupun alat tangan atau manual. Sehingga itulah alasan masyarakat menggunakan kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda, kusen, bahan baku ukiran, perabot rumah tangga. Sifat fisik pada kayu jati menjadi salah satu sifat dasar kayu yang dijadikan patokan dalam menilai mutu kayu. Kayu jati tergolong dalam kelas awet I dan kelas kuat.

UD. Ika Jati yang merupakan mitra pengabdian masyarakat merupakan industri kecil menengah yang terus berkembang dengan bahan utama kayu jati. Produk seperti mebel/furniture meja, kursi dan lemari menjadi produk utama. Disamping itu, produk seperti handicraft, blok sebagai dinding mozaik, alas meja, alas kursi dengan memanfaatkan bagian cabang kayu jati hasil pruning yang masih muda menjadi nilai tambah produk. Namun terdapat permasalahan yang dihadapi mitra yakni kurangnya pengetahun terhadap teknik pengeringan kayu cabang yang efektif dan ekonomis.
Metode pengeringan kayu secara alami dirasa sangat lamban selain itu teknologi pengeringan kayu hanya mengenal secara makro yang membutuhkan biaya yang mahal. Sehingga dari permasalahan diatas, pengusul memberikan pendampingan teknik pengeringan kayu skala mikro terhadap permasalahan mitra.

Tahapan yang dilakukan ialah membuat alat pengering kayu (oven), pengovenan cabang dan pengujian kadar air. Metode yang digunakan dalam pengeringan kayu menggunakan metode konvensional. Sistem ini menggunakan elemen panas dalam ruang oven sehingga udara dalam ruang terinduksi panas, kemudian udara panas disirkulasikan oleh kipas sirkulasi dan diarahkan langsung kedalam oven.
Bila udara panas telah jenuh dengan uap air yang dievaporasi dari kayu, maka udara akan dibuang melalui saluran pembuang di bagian belakang alat pengering dan pada saat yang sama dimasukkan udara bersih kedalam ruang oven kembali.
Prosedur Pelaksanaan
Mempersiapkan bahan baku cabang kayu jati diambil dari hasil prunning maupun sisa pemotongan batang kayu jati. Selanjutnya, memotong cabang menggunakan gergaji dengan ukuran yang telah ditentukan yaitu 3 cm dengan ukuran diameter seragam 2 – 3,5 cm.Selanjutnya meletakkannya di oven dengan suhu maksimal 40oC sampai kadar air mencapai 12%.

Hasil
Hasil pengamatan terhadap cabang kayu jati menggunakan oven skala mikro dirasa lebih tepat dibanding oven skala makro oleh mitra karena beberapa hal. Pertama, oven skala mikro membutuhkan durasi 6 hari untuk mengeringkan kayu. Selain itu, alat di desain mampu digunakan secara alami dengan memanfaatkan sinar matahari. Oven dilengkapi kontrol suhu (temperature control) untuk mengatur suhu panas sehingga berfungsi untuk meminimalisir cacat kayu seperti pecah dan terbakar. Lebih lanjut karna ukurannya yang mikro dengan lebar 50 cm dan tinggi 1 meter, alatnya mudah dibawa kemana-mana.
Tingkat efektifitas dari segi waktu, oven skala mikro tidak membutuhkan bahan bakar karena sudah menggunakan listrik yang tersimpan dalam aki. Untuk mencapai kadar air yang ditetapkan 12%, oven mikro membutuhkan waktu 6 hari dengan suhu 30-40 derajat celcius. Kontrol suhu yang dipasang pada alat memudahkan untuk mengatur suhu panas sehingga meminimalisir cacat kayu seperti pecah dan terbakar. Selain itu, penggunaan oven skala mikro dirasa lebih tepat apabila permintaan konsume pada jenis produk handicraft, alas meja, alas kursi dan dinding mozaik. Memotong cabang-cabang kayu yang telah mencapai kadar air. (foto/rilis: galit gatut prakosa, ramli ramadhan)