PRM Sukabudi dan PCM-PCA, Sukawangi Bergerak Salurkan Sembako Guru Ngaji
BEKASI-Sejumlah kader Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sukabudi, dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sukawangi. Termasuk PC Aisyiyah Sukabudi, bergerak turun menyalurkan ratusan paket sembako kepada para guru ngaji da kader persyarikatan Muhammadiyah. Bantuan ini, dikatakan Ketua PRM Sukawangi, Yahya Suhara, yang mengungkapkan tanggap darurat PSBB pembatasan sosial berskala besar) di wilayah ini berdampak pada para ustadz, ustadzah dan guru juga harus mendapat perhatian, dampak covid19 dan yang diterapkan di Kabupaten Bekasi, sedikit banyak berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat di semua kalangan termasuk ustadz dan guru ngaji.

Berdasarkan keprihatinan ini, kata Yahya-nama panggilan Yahya Suhara- beberapa waktu lalu Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisiyah (PCA) Kecamatan Sukawangi (13/5) menyalurkan bantuan paket sembako dari “Samora Group Berbagi” sekitar 100 paket sembako. Paket ini diberikan kepada para guru amalam usaha muhammadiyah, kader, serta guru ngaji di lingkungan wilayah Kecamatan Sukawangi.
“Alhamdulillah segala puji syukur kepada Allah, semoga kegiatan bagi sembako ini menjadi amal ibadah yang mendatangkan pahala semua pihak terkait di dunia dan di akherat nanti,” akunya.
Selain pembagian sembako, Yahya juga menghadiri silaturahmi antar tokoh agama dan buka puasa bersama diadakan oleh Sekjen Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKS Kecamatan Tambelang, Junaidi Syam. Acara tersebut dilaksanakan pada Ahad (17/5) bertempat di Kampung Baru, Desa Sukarahayu, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi.

Dijelaskan Yahya pada acara tersebut salah satu agenda pembicaraan membahas tentang bagaimana mengatur strategi agar dakwah tetap berjalan di masa tanggap darurat covid19 ini. Ajakan inipun disambut oleh PRM Sukabudi dengan antusias dan siap bergandengan tangan dengan siapapun dalam syiar Islam berkemajuan, terlebih dengan PKS yang merupakan partai dakwah dan mempunyai lembaga muballigh IKADI. Pada masa Pandemi ini, lanjut Yahya dakwah tidak boleh berhenti, tapi menggunakan strategi. Bentuknya dengan memanfaatkan teknologi seperti media sosial facebook, whats-up, instagram, serta semisalnya. (foto/kontributor: yahya suhara/editor: doni osmon)