Pramuka UIN Raden Fatah, Diskon Film G30S PKI
TABLOIDMATAHATI.COM, PALEMBANG-Ambalan UIN Raden Fatah Palembang Berkolaborasi dengan DKD Sumsel. Dalam Peringatan Hari G30S PKI Melaksanakan Kegiatan Diskon Film (Diskusi Kebangsaan dan Bela Negara Serta Nonton Bareng Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI. DI Aula Kwartir Daerah Sumatera Selatan 30 September 2020
Dalam kegiatan ini diikuti oleh Anggota Pramuka Penegak dan Pandega yang tergabung dalam DKD sumsel, Pramuka UIN Raden Fatah Palembang, serta beberapa Gugusdepan di Kota Palembang.

Dalam rangkaian kegiatan Diskusi Mayor Syarifudin Yahya selaku PBD Wanwil Sterdam II/SWJ sebagai narasumber menyatakan bahwa bela negara adalah hak dan kewajiban semua warga negara. Selanjutnya beliau juga menyampaikan “Negara perlu dibela karena setiap warga negara wajib mempertahankan negara supaya kelangsungan hidup bangsa tetap terpelihara,” ujarnya.
Nara sumber lain, H. Amriadi, SPI, S.Pd, M.Pd mengatakan anggota pramuka harus mengerti dan waspada dengan paham komunis
Hal senaga juga disampaikan Pembina Golongan Pramuka UIN Palembang, Fajar Bahwa pramuka tentu tidak boleh melupakan peristiwa sejarah yang telah lalu untuk menjadi pelajaran agar generasi selanjutnya yang hidup dimasa kini dapat mengambil pelajaran untuk hidup yang lebih baik.
Menguatkan hal ini, Ketua Ambalan UIN Raden Fatah Palembang, Yakamuha Apkhoza mengungkapkan kegiatan ini dilaksanakn berkolaborasi dengan DKD Sumsel sebagai upaya untuk penanaman diri pemuda khususnya anggota gerakan Pramuka yang berjiwa bela negara dan mempunyai wawasan kebangsaan.

Raden Fatah mengatakan, pemuda khususnya anggota pramuka harus mempunyai pondasi yang kuat untuk membentengi diri agar terhindar dari paham yang menyesatkan dalam berbangsa dan bernegara, dengan memahami dan mengetahui sejarah bangsa sebagai salah satu contohnya.
Ketua DKD Sumsel Abib menghimbau agara pramuka sebagai generasi muda pelaku aktif dalam mengisi kemerdekaan, harus sadar dan paham akan alasan berdirinya negara dan bangsa Indonesia. Maju dan berkembang itu harus, namun jangan lupakan wasiat dan warisan leluhur supaya kita kokoh dalam melangkah. (foto/kontributor: martapujiono/editor: doni osmon).