Pondok Ramadhan Mamumtaza Hadirkan Motivator Karakter Hingga Dokter
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG- Pondok ramadhan MA Muhammadiyah 1 Kota Malang (Mamumtaza) tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Meski pandemi, tetap semangat menempa diri untuk mencapai prestasi spiritual dan pendidikan. “Kami ingin siswa tetap fokus dalam pengembangan karakter dan pendidikan, sehingga momentum ramadhan lebih meningkatkan iman dan takwa dalam ikhtiar mencapai sukses meraih cita-cita,” ujar Kepala Mamumtaza, ustadz Syaiful Arif, S.Ag, kemarin.
Apa agendanya? Ustadz Arif menjelaskan ada empat materi pokok yang disampaikan dalam pondok ramadhan tahun ini, yaitu muhasabah, remaja berkarakter oleh nara sumber Kak Acun merupakan motivator karakter tingkat nasional, birrul walidayn oleh ustadzah Azizah, topic kesehatan dan pola hidup remaja oleh dr. Vivi, dan etika pergaulan oleh ustadz Slamet.
Materi pondok ramadhan tersebut, lanjut ustadz Arif, memiliki konsep secara online dan tatap muka. Inisiatif konsep tatap muka ini sebagai uji coba sistem pembelajaran yang akan diterapkan mulai tanggal 19 April mendatang. Sistem ini siswa tatap muka di kelas hanya 50 persen dari total siswa hadir. Sedangkan sisanya mengikuti pembelajaran secara daring dari rumah.

Menurut ustadz Arif, pemilihan materi tersebut didasari oleh kebutuhan paling mendesak yang diperlukan oleh siswa-siswi di tengah pandemi dan kegiatan belajar jarak jauh ini. Panitia mengamati bahwa selama satu tahun lebih kegiatan belajar dari rumah yang disebabkan pandemi.
Nah, lanjut ustadz Arif, banyak orangtua dan walisiswa yang mengkhawatirkan seperti karakter anak, etika pergaulan dengan sesama teman dan orangtua, hingga pola hidup anak anak. Diharapkan dengan pemilihan materi tersebut, kegiatan pondok ramadhan dapat lebih bermanfaat dan berkesan bagi siswa-siswi mamumtaza.
Sementara itu, Motivator Nasional spesialis karakter Kak Acun dalam materinya menegaskan pandemi ini bisa jadi merupakan teguran dari Allah karena sebagai generasi muda mulai tidak memperhatikan akhlaq dan jati diri sebagai seorang muslim. Lisan, telinga, dan perbuatan kerap semena-mena dan tidak mencirikan karakter seorang muslim.
Sementara nara sumber dr. Vivi mengingatkan siswa-siswi bahwa ramadhan tidak hanya momen yang tepat untuk meningkatkan keimanan, namun juga kesehatan. terlebih di tengah pandemi, dimana polah hidup harus terjaga dan sesuai protokol kesehatan dan kebersihan. Bulan ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hal-hal yang berkaitan dengan pola hidup dan kesehatan.
Sekedar diketahui seluruh siswa mengikuti kegiatan dengan antusias dan penuh semangat, dimana di akhir setiap materi juga diberikan kuis sebagai bahan evaluasi dan refleksi atas ilmu yang telah diperoleh oleh siswa (kontributor: ari wibowo/editor: doni osmon)