PMM 42 UMM Saksikan Tumbal Penyelamat Pasar
TABLOIDMATAHATI.COM, PASURUAN-Menarik apa yang dilihat anggota kelompok 42 Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (PMM 42 UMM) di Desa Wonosari, Tutur, Kabupaten Pasuruan. Apa itu? Salah satu anggota PMM 42 UMM, Ghozy Hazel menyebutkan mengubur kepala sapi dalam bahasa Jawa disebut Mendem Ndas Sapi.
“Mendem ndas sapi ini merupakan tradisi warga pasar Wonosari sampai sekarang untuk keselamatan dari bahaya balak,” aku Ghozy Hasel disapa Hazel pada acara 18 Agustus 2020 lalu.
Hazel yang pertama kali melihat tradisi ini, mengatakan mendem ndas sapi sangat kental sekali dengan budaya dan nilai nilai leluhur, tradisi ini oleh warga setempat tetap dijaga karena dianggap warisan dari para leluhur desa sebagai ucapan syukur atas nikmat yang diterima warga. Pada saat ritual ini tampak beberapa tokoh masyarakat, diantaranya kepala desa dan pihak kecamatan. Tradisi ini dilakukan di pasar Wonosari.

Dari keterangan warga, Hazel mengungkapkan tradisi unik ini bermula dari kejadian hilangnya jenderal yang sembunyi dari kejaran Belanda di pasar Wonosari. Akibatnya Belanda mengirimkan pasukan dan tank untuk memborbardir pasar Wonosari hingga hancur lebur. Namun sang jenderal yang bersembunyi di pasar tetap tidak ditemukan.
Masih menurut sumber legenda warga yang diterima Hazel, pernah suatu ketika tidak diadakan tradisi tanam kepala sapi. Tak lama berselang warga Pasar Wonosari mendapat musibah. Berdasarkan hal inilah, akhirnya tetap diadakan sampai sekarang.
Sementara tu, Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Mudrifah, SE, MM, mengatakan legenda atau tradisi ini tetap harus diapresiasi sebagai budaya. Namun untuk percaya bahwa keselamatan datang dari sebab mendem ndas sapi maka kurang tepat bagi seorang muslim. Seharusnya tetap tawakal dan ikhtiar akan mendatangkan hasil maksimal. Apalagi era global ini. (foto/rilis: rifky/editor: doni osmon)