Penghasilan Terdampak Pandemi Penjual Burung Splendid Berkicau
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Penjual burung kicau di Pasar Burung Splendid Malang terus merugi. Hal ini disebabkan sepinya peminat burung kicau di masa pandemi covid-19. Salah satu pedagang burung kicau di Splendid yakni Sutiah mengatakan, sudah tujuh bulan dirinya kesulitan menjual burungnya.
Wabah pandemi covid hingga saat ini, lanjut Sutiah, berdampak pada turunnya penjualan pedagang burung di Jalan Brawijaya No.6, Klojen, Kota Malang ini. Penurunan omzet penjualan dirasakan Sutiah, ketika menjual burung jenis Love Bird. Menurutnya, penurunan omset dagangannya mencapai 50 persen. Selain menjual burung Love Bird juga ada jenis Sekoci yang dipatok harga Rp. 900 ribu.
“Kalau penurunan sejak awal pandemi sudah terasa mas. Agak bingung juga karena sepi. Bahkan awal-awal pandemi pengunjung bisa dihitung jari saja,” ujarnya, kemarin (16/1/2021).

Sutiāah menambahkan, jika sebelum pandemi dirinya mampu menjual kurang lebih 20 sampai 25 burung love bird segala jenis. Mulai Love bird sayur, pastel, biru, dan lainnya. Sejak menggeluti usaha burung berkicau selama 30 tahun terakhir ini, baru tujuh bulan ini dirinya mengalami kesulitan dalam memasarkan usahanya.
“Kalau sekarang paling kurang lebih 10 burung mas. Tapi yang namanya dagang, kadang rame kadang sepi. Soalnya pandemi ini, para bakul dari luar kota bahkan luar pulau jarang kemari. Jadi omset menurun,” imbuhnya.
Sutiah mematok harga burung dagangannya dikisaran Rp. 40 ribu. Harga tersebut sudah disesuaikan dengan perawatan dan pakan burung. “Harga pakan juga naik mas. Untuk perawatan burung tentu jadi perhatian. Kalau harga pakan naik, ya kadang kita naikkan harga burung. Untuk nutup pakannya tadi,” akunya. (irfan wahyu setyawan)