Panic Buying Corona Sungguh Tidak Bijaksana
Oleh:Berlian Savana Dipta Mahasiswi Prodi Ilmu Pemerintahan ,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang
Di tahun 2020 ini, seluruh provinsi di Indonesia sudah tersebar luaskan dengan adanya wabah Covid-19 yang sudah memiliki kasus terinfeksi meningkat signifikan dan korban yang meninggal dunia bertambah banyak dari hari ke hari, sementara yang sembuh hanya sedikit. Wabah Covid-19 yang semakin berkeliaran ini membuat beberapa pemerintahan negara mengambil keputusan untuk melakukan lockdown dalam kaitan pencegahan covid-19 maka pemerintah tersebut wajib menutup seluruh akses masuk maupun keluar dari daerah lain maupun negara lain. Maka, keputusan tersebut menjadikan masyarakat sekitar panik. Namun, kepanikan tersebut terlihat diantaranya seperti melakukan aksi memborong masker, hand sanitizer, sabun cuci tangan, bahkan juga memborong kebutuhan pokok.
Dengan merebaknya kasus wabah covid-19 ini membuat masyarakat Indonesia mengalami pembelian panik atau biasa dengan panic buying yang dapat mengakibatkan orang tersebut kehilangan untuk mengendalikan perasaan dirinya sendiri. Dalam kondisi kehilangan itu maka membeli secara berlebih itu cenderung manusia bertindak cepat tanpa pikir yang terlebih dahulu. Disisi lain berkembangnya wabah covid-19 ini dapat menguatkan pikiran setiap orang tentang kefanaan termasuk tindakan impulsif untuk membeli barang yang diinginkan. Panic Buying ini juga muncul karena sikap manusia merasakan adanya tekanan sosial, yakni menjadikan apa yang dilakukan orang lain sebagai dasar penilaian untuk setiap tindakan yang akan diambil sehingga bisa diikuti orang lain untuk melakukan hal yang sama. Berupaya untuk mengatasi dan mengendalikan kecemasan tersebut seharusnya pemerintah beserta jajarannya membuat pengumuman soal positif wabah covid-19, pemerintah juga perlu mengupayakan tindakan preventif memprediksi pola perilaku dan reaksi masyarakat ketikan mendengar berita wabah covid-19. Belajar dari negara-negara yang sudah terlebih dahulu terkena virus ini, pola jelas selalu masyarakat akan segera terjadi panic buying. Dan seharusnya pemerintah sebelum membuat pengumuman sudah harus berkoordinasi terutama dengan pasar, swalayan, toko kecil dengan imbauan bagi pelaku usaha ritel agar meratakan distribusi dan menaikan harga sekalipun untuk membuat pencegahan atau aksi preventif dan sudah bekerja sama dengan pihak aparat lalu membuat pengumuman yang lebih lanjut.
Ada baiknya sebagai masyarakat kita perlu makan, minum, dan membeli kebutuhan pokok dengan secukupnya. Maka dari itu berhenti nyetok berlebihan atau biasa disebut dengan panic buying. Kenapa panic buying berbahaya? Karena itu membuat harga naik dan stok kosong dimana-mana buat orang yang betul-betul membutuhkan dan panic buying itu bisa menjadi suasana yang panik dan mencekam. Kita juga harus menjaga situasi dengan kondusif untuk memberi waktu pemerintah bekerja dengan menjadi mandiri, tanpa menunggu mereka dengan cara memperbanyak gerak swadaya, saling bantu dan jaga di lingkungan rumah dan kerja. Selain itu juga harus jaga situasi ojek online, penjual kaki lima, pekerjaan lainnya bahkan pelayanan kesahatan yang bertarung nyawa di garis terdepan. Di situasi seperti ini, kalau mereka orang yang bekerja tidak keluar, maka tidak akan ada asap dari dapur mereka atau tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk stock-ing bahan pokok dan mereka harus berjuang setiap hari untuk mencari nafkah, melawan covid-19 demi membeli sembako dan kebutuhan sehari-hari, demi keluarga juga. Akan tetapi, kalau mereka tetap keluar tentunya social distance ini tidak akan efektif dan virus tetap menyebar dan seadainya itu bukan kepentingan mereka ini akan berjalan dengan baik.
Disisi lain, bahkan ada orang yang menjadi panic buying harusnya bisa membantu orang disekeliling kita yang membutuhkan jauh lebih susah daripada kita. Maka dari itu kita harus harus memperbesar empati yang bentuknyaa bisa macam-macam tergantung situasi dan kondusif setiap orang masing-masing. Itu yang pasti setiap orang bisa memberi kontribusi daripada caci maki. Kalau ingat keadaan ini dapat teringat kata-kata yang keluar dari Michale Obama “Kamu Tidak Bisa Bahagia Kalau Kamu Yang Satu-Satunya Bahagia”. Mari stop lakukan Panic Buying dan segera lakukan Social Distance dengan mengikuti anjuran pemerintah yaitu Dirumah Aja selagi tak ada keperluan mendesak guna menekan angka kematian dari Wabah Covid-19 di Indonesia. (*)