Pada Baitul Arqom 2, Rifhan Ingatkan Warga Muhammadiyah Jangan Berfikir Pragmatis
BARENG-Ada yang menarik dalam baitul arqom jilid 2, yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabanag Muhammadiyah (PCM) Klojen, di Panti Putra Bareng, Kota Malang kemarin. Apa itu? Narasumber H. Rifhan Masykur dalam memberikan materi tentang Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, menyampaikan warga muhammadiyah harus mempunyai pedoman tauhid aqidah yang kokoh. Jangan sampai mempunyai sikap prakmatis atau sesuai kebutuhan sesaat.
Rifhan-begitu Rifhan Masykur disapa-memberikan contoh mengelola sebuah rumah sakit atau apapun atau yang segmenya usaha untuk mencari keuntungan. Demi mencari keuntungan tidak berani pasang nama muhammadiyah sebab takut tidak lalu. Inilah yang disebut berfikir pragmatis.
Lawan dari pragmatis adalah idealis, tandas Rifhan, jika idealis adalah yang benar katakan benar yang salah ungkapkan salah. Sedangkan pragmatis adalah kepentingan sesaat, yang penting keperluaan tercukupi tidak peduli benar atau salah.
Rifhan juga mengingatkan perubahan nilai dan sikap warga muhammadiyah. Itu sebabnya kegiatan Baitul Arqom seperti ini merupakan sarana untuk duduk bersama membahas pemahaman kembali nlia-nilai Islami yang dipahami muhammadiyah. Kalau tidak dilakukan dikawatirkan bisa rapuh dari dalam kemudian hancur.
Jika hal ini dikuatkan, kata Rifhan, akan terbentuknya individu dan kolektif (jamaah) seluruh anggota muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah). Itu sebabnya ada pedoman hidup islami warga muhammadiyah. Pedoman hidup ini hasil muktamar muhammadiyah ke-44 tahun 2000 di Jakarta. Dalam pedoman hidup ini sudah lengkap ayat dan hadisnya, tinggal membaca dan mencari bidang apa yang diperlukan.
Rifhan menegaskan untuk mengelola amal usaha muhammadiyah dengan menjunjung tinggi dan menegakkan ajaran islam. Jangan pernah takut jika amal usaha dikelola secara islami tidak akan laku. Sebab kenyataannya sudah banyak amal usaha yang dikelola islami justru bertambah untung.
Mewujudkan ini membutuhkan komitmen, kata Rifhan, komitmen dimaksud adalah istiqomah terhadap nilai-nilai islami tersebut. Sehingga konsep rahmatan lil alamin warga muhammadiyah tercapai bisa dirasakan oleh lingkungan sekitarnya. Termasuk dalam mengelola amal usaha juga harus berhati-hati. (foto/pewarta: doni osmon)