Open House Camaba-Maba Kenalkan Kampus UMM Terbaik Dunia-Internasional Bintang Tiga
TABLOIDMATAHATI.COM, UMM CORNER-Mahasiswa baru (Maba) dan calon mahasiswa baru (camaba) kampus Islam terbaik dunia sekaligus bintang tiga internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengikuti viitual open house UMM. Perkenalan program unggulan tersebut secara virtual bagi calon mahasiswa baru (camaba). Sambutan Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si mengatakan selain mengenalkan UMM dan berbagai prodi serta fasilitas, camaba dan maba juga dapat mendengar testimoni dari mahasiswa UMM yang sudah mendunia namanya seperti Muhammad Ghozi, mahasiswa yang sukses membuat konten di TikTok serta Muhammad Elfouly, salah satu mahasiswa asing yang berhasil membangun channel Youtube hingga memperoleh silver play button.
Syamsul Arifin, menyambut baik para peserta. Ia menjelaskan bahwa UMM bukan hanya memiliki segudang prestasi tingkat nasional, tetapi juga internasional. Terbukti dengan keberhasilannya meraih peringkat pertama Universitas Islam Terbaik di dunia versi Uni-Rank pada awal tahun ini. Tidak cukup sampai di situ, kampus putih juga berhasil mendapatkan predikat tiga bintang dari QS Worlds University Ranking. “Maka UMM adalah pilihan tepat bagi saudara untuk melanjutkan studi karena telah memiliki reputasi yang baik, tidak hanya di level nasional tapi juga internasional,” tegasnya.
Tim Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB) UMM Enny Kristyowati, S.Sos menyebutkan bahwa pendaftaran gelombang satu masih dibuka hingga tanggal 15 Juli nanti. Ia juga menerangkan para calon mahasiswa bisa melihat informasi selengkapnya di halaman resmi website yakni umm.ac.id.
Sementara itu, Muhammad Elfouly, mahasiswa internasional dan Youtuber asal Mesir menceritakan bagaimana ia bisa sampai di Malang dan berkuliah di kampus putih. Fouly, sapaan akrabnya mengaku bahwa semua berkat rumah neneknya yang dekat dengan Pusat Kebudayaan Republik Indonesia di Mesir. Lama kelamaan ia akhirnya tertarik dengan bahasa dan budaya yang Indonesia miliki. “Dari situlah akhirnya saya mendapatkan informasi terkait berbagai beasiswa, salah satunya Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB),” ceritanya.
Tingginya ketertarikan Fouly akan Indonesia akhirnya membuatnya tetap memilih Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai pilihannya. Ia kembali berpesan bahwa kita harus bersyukur telah diciptakan berbeda-beda. Menurutnya, bisa mengenal berbagai macam budaya dan bahasa adalah suatu anugerah. (rilis: humas umm/editor: doni osmon)