Oktober Mulai Terasa Kantong Kempesnya
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Pandemi covid19 sudah meruntuhkan tatanan ekonomi secara global internasional, Indonesia ikut terkena imbasnya hingga selangkah resesi menunggu waktu. Hal inilah yang disampaikan pengamat Ekonomi Indonesia dan Analisa Pubik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Yunan Saifullah,
Seperti apa resesi? Yunan nama panggilan Yunan Saifullah, ekonomi republik ini sekarang memang dalam keadaan lesu atau turun. Sebabnya faktor makro ekonomi terhantam bagai covid19. Dampaknya memicu sektor perdagangan terhambat secara masif sekitar 3 bulan sejak Februari lalu.
Harus diakui perdagangan macet dikatakan Yunan karena daya beli masyarakat turun. Akhirnya pertumbuhan ekonomi lambat. Mengacu realitas ini prediksi Bank Indonesia yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,2 persen bulan Oktober dirasa agak berat. Sebab gugus tugas pemulihan ekonomi nasional memperkirakan ekonomi kembali normal pada Februari 2021 nanti. “Tidak samanya bulan antara BI dan gugus tugas ekonomi nasional ini menimbulkan ekonomi terganggu, akhirnya BI merevisi mendekati angka 5,” aku dosen Fakultas Ekonomi Bisnis UMM ini.
Saat ini, lanjut Yunan ada tiga sektor yang terpukul resesi ini. Yakni konstruksi, transportasi, dan hotel restoran atau wisata. Tiga sektor ini diperkirakan akan sulit bangkit karena bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Malangraya sebagai daerah subur tiga sektor ini, kata Yunan, sepertinya agak sulit mencapai pertumbuhan ekonomi kurang dari 5 persen. Analisa statistik di tingkat pusat tersebut, tentu saja acuan untuk Malangraya diperkirakan pertumbuhan ekonominya hanya 3,5 persen. Kesulitan ekonomi diperkirakan terjadi pada bulan Oktober berpengaruh pada ekonomi masyarakat akhir tahun. Dimana pada akhir tahun masyarakat bergeliat kebutuhannya.
Secara pribadi Yunan lebih memilih opsi gugus tugas pemulihan ekonomi nasional, melalui pendekatan kesehatan. Sementara pengambil kebijakan lain yang melihat variable ekonomi anjlok semua maka menggunakan pendekatan jangka pendek agar ekonomi tumbuh.
Dampaknya? Yunan menyebutkan adalah baya beli dan selera masyarakat jatuh sebab sektor perdangan terganggu. Pengaruh stabilitas ekonomi sektor pasar keuangan (stimulus di wilayah fiskal moneter terpengaruh). Menghadapi hal ini pengambil kebijakan harus mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal dan moneter secara besar-besaran. Artinya akan ada banyak kemudahan ekonomi masyarakat bawah segera tumbuh.
Contoh di tingkat daerah, ucap Yunan pemerintah daerah lewat sektor keuangan perbankan apakah memberikan kemudahan modal pada pelaku ekonomi kecil dengan bantuan atau skema kredit. Hanya bisa dilakukan dengan baik kalau daerah mempunya data yang akurat. (don)