Ngider
ADA tradisi yang sangat baik setiap kali Idul Fitri mampir di kehidupan kita. Yaitu tradisi maaf memaafkan dan acara kunjungan baik ke orang tua, saudara, tetangga, atau ke rumah kenalan. Bahkan disempurnakan dengan cara halal bi halal merupakan ajang silaturahmi. Di pedesaan setiap tahun selalu ada tradisi seperti ini, suasananya jauh berbeda dengan tradisi serupa yang diadakan di kota. Tradisi tersebut di desa masyarakat menyebut ngider (keliling dari rumah satu ke rumah lain). Mulai mengunjungi rumah orang tua, orang yang lebih tua, hingga ke tempat tetangga. Memelihara silaturahmi begitu penting bagi seorang muslim dan bagi seorang manusia. Apalagi silaturahmi tersebut diiringi
dengan maaf-memaafkan. Lewat tradisi silaturahmi ini, Allah mengirim pesan manusia harus rukun dan meski menjaga ukhuwah. Kita harus bersyukur dengan hadirnya ramadhan serta Idul Fitri. Karena di dalamnya terdapat kesempatan untuk bertemu dan berkumpul dengan saudara, kawan, dan orang orang yang jarang kita berjumpa. Jika di dalam ramadhan kita diingatkan untuk banyak berbagi, menolong sesama muslim, dan ketika memasuki Idul Fitri kita tetap diingatkan untuk berjalan-jalan menengok kanan kiri yang membutuhkan uluran tangan. Selayaknya kita pelihara kebiasan-kebiasaan menjaga silaturahmi dan saling menolong sesama muslim. Inilah yang terpenting bahwa bukan hanya ramadhan dan Idul Fitri sebagai puncaknya amal ibadah, namun yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga amalan itu di luar ramadhan hingga ketemu dengan ramadhan dan Idul Fitri di tahun berikutnya. Sehingga apa yang dilakukan selama ramadhan dan Idul Fitri bukan hanya sekedar tradisi kebiasaan setahun sekali, melainkan hanya sebagai awal saja untuk sekali lagi kita lakukan pada hari-hari selanjutnya. Mumpung masih diberi waktu dan kesempatan, maka cepatlah isi hari-hari kita seperti ramadhan yang sudah berlalu. Dengan apa dengan zakat, infaq, sedekah ke LazisMu.