Musyran IX PRPM Solokuro Menggembirakan, Hasilkan Pemimpin Amanah Siap Dakwah
TABLOIDMATAHATI.COM, LAMONGAN-Tongkat komando kepemimpinan Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah (PRPM) Solokuro, Kabupaten Lamongan, bakal beralih tangan pemimpin. Suksesi ketua PRPM Solokuro terjadi pada Ahad (2/8/2020) pagi tadi.
Ketua Umum PRPM Solokuro Musair diakhir periodenya berpesan ketika membuka Musyran IX di aula Perguruan Muhammadiyah Solokuro, melalui musyran dapat menghasilkan pemimpin yang akan datang lebih baik dari periode sebelumnya dan bisa merealisasikan tema yang telah diusung untuk periode selanjutnya.
“Syukur Alhamdulillah, kami telah diberi kemampuan berkarya dan membuat sebuah prasasti sejarah perjuangan dan pengabdian, sehingga ada secercah harapan dari perjuangan dan pengabdian ini untuk kita petik dikemudian hari, terima kasih kepada semua pihak sudah memberikan bantuan finansial, spiritual, dan moral kepada kami, ” kata Musair.

Musair mengatakan, pemuda muhammadiyah harus meneguhkan dan terus menghadirkan tiga senjata utama kepada seluruh kadernya. Yakni tauhid yang murni, ilmu yang tinggi, dan amal yang banyak.
Melanjutkan pesannya, Musair meminjam istilah HOS Tjokroaminoto bahwa seorang pemuda Islam dan kader Islam harus memiliki tiga ciri yaitu, semurni-murninya Tauhid, setinggi-tingginya Ilmu dan sepintar-pintarnya siasat.
Berdasarkan hal ini, Musair mengakui bahwa selama kurun waktu kepemimpinanya masih jauh dari kesempurnaan. Menjalankan roda organisasi PRPM Solokuro, bukanlah persoalan semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai hambatan dan rintangan selalu mengiringi gerak langkah secara silih berganti.
Gerakan kepemudaan, tandas Musair, sebagai barometer pergerakan lokal, regional dan nasional, menjadi beban moral yang amat sangat berat. Namun disisi lain menjadi pembakar semangat tetap istiqamah Fastabiqul Khairaat sebagaimana pesan Al-Quran surat Al-Baqarah : 148.
Musair mengungkapkan, tidak ada kekuatan yang lebih dahsyat dan hebat dari kebersamaan, sinergi, kolektif dan koligial. Maka menimbang betapa pentingnya ikatan emosional itu harus terbangun. Perbedaan pandangan politik dan pilihan politik adalah persoalan yang lumrah dalam keberagaman. Namun ingatlah rumah pengikatnya Pemuda Muhammadiyah yang berada di bawah tenda besar persyarikatan Muhammadiyah, sebagai garda terdepan gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar.
Kesadaran bahwa amanat, ucap Musair merupakan tanggung jawab yang amat sangat berat, serta memerlukan suatu upaya optimal yang tidak sepenuhnya bisa dilakukan, masih banyak diantara sederet rencana yang belum terealisasi. Berbagai dinamika organisasi, problematika serta segala keterbatasan kemampuan yang melekat serta sebagai mahluk Allah tempat kesalahan yang senantiasa menjadi warna yang tidak mudah ditaklukkan dalam mengarungi bahtera perjalanan amanah dalam berorganisasi.
Menegaskan pesannya, Musair di bagian akhir pidato menyampaikan ucapan terima kasih telah diberi kesempatan untuk berkarya dan membuat prasasti sejarah perjuangan dan pengabdian ditengah keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga ada secercah harapan dari perjuangan dan pengabdian ini untuk dipetik kelak di kemudian hari.
“Semoga musyran bertema, Menggembirakan Dakwah Islam yang di hadiri oleh perwakilan dari PRM, PRA, PR IPM, PCPM Solokuro, kepala desa Solokuro dan para peserta musyran ini dapat menghasilkan pemimpin yang amanah siap mengemban dakwah,” pungkasnya. (foto/kontributor: fathan faris saputro/editor: doni osmon)