Mamumtaza Madrasah Unggul, Investasi Pendidikan Pasti Untung
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-MA Muhammadiyah 1 Kota Malang (Mamumtaza) memang pilihan pertama untuk pendidikan karakter dan akademik berbasis lifeskill. Itulah gambaran umum yang disampaikan Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kota Malang, Dr. Budiono, pada wisuda siswa Mamumtaza jum’at (9/4/2021) kemarin.
Budiono mengapresiasi Mamumtaza yang mampu menjadi pilihan pertama bagi banyak kalangan untuk menyekolahkan anaknya, termasuk salah satu guru dari madrasah negeri di Kota Malang hingga anggota DPRD Kota Malang. Ini merupakan bukti bahwa mamumtaza adalah madrasah berkompetensi tinggi dalam menciptakan generasi robbani.
Budiono lantas mengibaratkan kualitas siswa Mamumtaza ibarat memiliki mantu dari alumni Mamumtaza adalah sebuah doa yang baik. Sebab pendidikan yang diberikan Mamumtaza sudah terbukti unggul dan prestasi. bahkan sinyal doa Budiono tersebut digambarkan terhadap salah satu siswa lulusan terbaik tahun ini, memiliki nama sama dengan anaknya.

Siswa prestasi dimaksud Budiono adalah Paradipta. Budiono membayangkan jika kedua anak bernama Paradipta ini (satu anak kandungnya dan satu lagi siswa prestasi mamumtazsa) berjodoh tentu akan menarik. Spontan ungkapan Budiono ini disambut dengan gelegar tawa para undangan pelepasan dan gelar prestasi Mamumtaza.
Sebagai informasi, lanjut Budiono dalam wisuda Mamumataza ada lima predikat siswa terbaik yang diberikan penghargaan oleh madrasah. Mereka adalah Nadia Paradipta Asha (nilai akhir terbaik kelas XII IPA), Aminah Tusadiyah (nilai akhir terbaik kelas XII IPS), Nabila Az Zahra (terbaik english program), Haidar Rafi Khairullah (terbaik arabic program), dan Izza Jazilah (terbaik studi Islam intensif)
Di penghujung sambutannya, Budiono menyempatkan untuk melakukan Pra-launching buku antologi cerpen Belajar dari Corona yang merupakan kumpulan karya siswa Mamumtaza Malang tentang pengalaman mereka selama genap satu tahun belajar dari rumah. Baginya, buku yang diinisiasi bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PIP IPM) Mamumtaza Malang ini merupakan sebuah inisiatif yang baik.
“Antologi puisi ini merupakan literasi dan baik menjadi tradisi alumni yang diwisuda untuk menulis apa yang dilakukan dan melakukan apa yang mereka tulis,” pungkas dosen FKIP UMM ini. (kontributor: akhmad ari wibowo/editor: doni osmon)