Mahasiswa Prodi Kehutanan UMM Produksi Kopi Siman
LANDUNGSARI-Mencetak entrepreneur salah tujuan kuliah di Prodi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Prodi yang masuk dalam Fakultas Pertanian Peternakan ini mempunyai ciri khas dalam mendidik mahasiswanya untuk bisnis hasil hutan. Salah satunya adalah Oktavian Dwi Suhermanto yang sukses dengan produk Kopi Siman (siji dieman).
Awal mula produk Kopi Siman, kata Oktavian, tertarik dengan olahan hasil hutan bukan kayu. Sekitar tahun 2002 ketika dia praktek kerja lapangan (PKL) di Kabupaten Bondowoso, masyarakat setempat banyak bercerita tentang komoditas kopi ini. Dari sinilah Oktovian berminat mengembangkan kopi di daerahnya, yaitu di lereng gunung Arjuno dan Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. “Jika kopi dikelola dengan baik akan menjadi komoditas bagi masyarakat di sekitar hutan. Khususnya di sekitar kebun kopi Arjuno dan Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Secara ekonomi akan meningkat,” ujarnya.
Menurut Oktavian, hasil kopi hutan di Lereng Arjuno dan Bulukerto ini harganya cukup murah. Sebab masyarakat setempat belum mengetahui bagaimana cara mengolahnya. Setelah Oktavian mengikuti program sekolah lapang dari Departemen Kehutanan dan konsultasi ke beberapa dosen dan Kaprodi Kehutanan UMM, Dr Tatag Mutaqien Shut, MSc, tentang bagaimana pengelolaan kopi yang mempunyai nilai ekonomis bagaimana caranya.

Diskusi tersebut, Oktavian, ternyata banyak hal yang perlu dia benahi. Mulai paska panen ternyata mempengaruhi kualitas kopi tersebut. Jika hasil kopinya kurang baik maka serbuk kopinya juga terlihat tidak baik. Begitu juga jika panen kopinya baik, maka serbuk kopinya mengeluarkan bau segar dan harum.
Sekarang berapa jumlah produksi? Oktavian mengaku panen kopi adalah panen tahunan. Jika setahun misalnya menghasilkan 1 ton, maka dibagi menjadi 12 bulan untuk stok produksi kopi hingga menunggu tahun berikutnya. Produksi kopi Siman saat ini masih sekitar 10 kg/bulan. Itupun tergantung permintaan apakah yang 100 gr atau 200 gr. Kopi Siman jenis Arabica kemasan 200 gr harganya Rp. 40 ribu sedangkan kemasan 100 gr Rp 20 ribu. Harga jenis kopi Robusta kemasan 100 gr Rp 15 ribu. Jika ingin membeli lebih dari itu tinggal mengalikan harganya dengan takaran kemasan.
Oktavian menambahkan sejak Januari 2019 kopi Siman diproduksi dalam kemasan serta mulai di jual terbatas. Kesuksesan Oktavian ini ditularkan kepada mahasiswa di prodi kehutanan untuk melakukan PKM (Program Kreatif Mahasiswa) di tempatnya. Sebab produk kopi Siman ini juga didukung oleh kelompok tani wanita Desa Bulukerto. Bentuk dukungannya adalah menyediakan alat yang dibutuhkan produksi kopi. Bahkan sekarang sudah menjadi wisata edukasi kopi mulai hulu hingga hilir. Mulai proses penanaman perawatan di kebun, pengolahan paska panen, hingga penyeduhan. (don/*)