Literasi-Numerasi Sebagai Fokus Dua Perempuan Inspirasi
LESANPURO-Keluarga besar Muhammadiyah Kota Malang patut apresiasi jempol dua perempuan inspiratif ini. Keduanya aktif kegiatan literasi serta produktif sebagai pengarang buku yang sudah diterbitkan menjadi best seller di eranya.
Siapa mereka? Pertama adalah Suyati Wibowo, MPd. Perempuan guru di SMPN 27 Kota Malang ini, masuk sebagai nominasi perempuan inspiratif yang diadakan Dinas Pemberdayaan Perempuan Kota Malang. Suyati Wibowo mengaku meskipun masih sebagai nominasi, sangat bahagia sebab bisa menjadi motivasi terus berkarya bidang literasi.

Bidang literasi inilah, Yati-panggilan Suyati Wibowo-menerbitkan beberapa buku tentang kegiatan pemberdayaan perempuan. Salah satunya kegiatan ibu PKK warga setempat lalu dijadikan sebuah buku bacaan pengantar sebelum tidur.
“Buku ini tercipta dari kegiatan arisan ibu PKK, agar ibu PKK bisa tergerak menjadikan anaknya gemar membaca dan menulis tentang aktifitas kesehariannya,” akunya.
Yati lantas meminta ibu-ibu PKK menulis kegiatan liburan dan menjadikan sebuah karya buku tentang liburan ibu PKK. Programnya 2 buku setiap tahun. Judul buku tersebut diantaranya Great Holiday Literacy, Yogjakarta Aku Jatuh Cinta, Perjalanan Menuju Menua, Mooi Garoet, Liburan di Taman Wisata Sumber Maron, Rekreasi ke Kota Sarangan, Hikmah, Ke Coban Rondo, Kenangan Akhir Desember 2008, dan Suatu hari Water Park Tirtasari.
Sementara itu, perempuan inspiratif berikutnya adalah Diah Ayuningtyas, SPd. Sebagai guru kelas I di SD Muhammadiyah 9 Kota Malang. Diah-begitu Diah Ayuningtyas dipanggil-merupakan salah satu guru inspiratif yang bergerak di literasi Malangraya.

Diah menyebutkan karya Sabaro (Sanggar Baca Lesanpuro), diantaranya Sayangi Binatang Dengan Cara Tepat, Belajar Debit Dengan Permainan Jendela Debit, Asa di Pegunungan Kapur, Kenangan Berlibur di Desa, Mengajarkan Debit Air Dengan Media Bermain Debit Air, Sajak Cinta Untuk Guru, Menjadi Guru Ekstrem, Antalogi 4 Guru Indonesia, Berpetualangan di Dunia Dinosaurus, Kisah Unik ramadhan di 24 Negara, Kisahku dan Guruku, dan Mengenal Cagar Budaya Indonesia.
Menurut Diah, buku yang diterbitkan Sabaro memang mempunyai ciri tentang numerasi. Gerakan numerasi ini memang sangat penting dikenalkan kepada anak-anak, bahwa kehidupan ini adalah angka –angka. Itu sebabnya, kegiatan Sabaro mengarah kepada literasi ilmiah. “Numerasi ini sangat berguna bagi siapa saja. Mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Dimanapun ada numerasi, di sekolah hingga jadi apapun ada numerasi,” akunya.
Diah menyebutkan fokusnya pada literasi dan numerasi ini, sempat mendapat perhatian dari dirjen keaksaraan dalam acara Ridensi literasi Nasional. “Alhamdulillah ada resposn postif dari numerasi literasi yang kami gagas. Kami sudah menyiapkan generasi untuk program ini, ” pungkasnya. (don)