Langka Pupuk, KKN 14 UMLA Latih Warga Sonoadi Fermentasi Limbah Cucian Beras
TABLOIDMATAHATI.COM, LAMONGAN-Harga pupuk mahal serta persediaan langka menginspirasi KKN Kelompok 14 Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) di Desa Sonoadi, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, membantu petani setempat berkarya membuat penyubur tanaman sendiri.
Cara solutif ini dikatakan Ketua KKN 14 UMLA, Lala Amidasarro, menjelaskan bahwa petani di desa tempatnya pengabdian masyarakat tersebut membutuhkan penyubur tanaman yang dapat diproduksi sendiri oleh petani secara pribadi maupun kelompok.
Caranya? Lala mengatakan KKN 14 UMLA pada (26/8) menggandeng Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) menggelar seminar sekaligus pelatihan pembuatan penyubur tanaman fermentasi yang terbuat dari air limbah cucian beras.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pupuk sintetis yang terjadi di desa Sonoadi Kecamatan Karanggeneng, Lamongan. Penyubur tanaman fermentasi air cucian beras ini tentu saja organik ini sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah dimana tidak seperti pupuk yang berasal dari bahan kimia.

Sebab sifat penyubur tanaman organik yang digagas KKN 14 UMLA kerjanya sekaligus tetapi efektif untuk kesuburan tanah dan menjaga kandungan hara dalam tanah yang seimbang. Sehingga petani ketika menggunakan jamu organik yang diajarkan KKN 14 UMLA tidak membahayakan tanaman dan tidak mengurangi kesuburan tanah.
Dijelaskan Lala pembuatan pupuk fermentasi limbah air cucian beras juga sangat mudah. Hanya membutuhkan air limbah cucian beras, gula merah sebagai makanan bakteri, ragi untuk membantu proses fermentasi dan cairan EM4 kemudian di tampung di tempat yang terdapat penutup rapat.
Semua bahan dapat di campur dan di aduk rata kemudian di tutup rapat. Setelah dua minggu, penyubur tanaman fermentasi dapat digunakan. Penyubur atau jamu fermentasi ini sudah di kenal di beberapa kalangan tetapi informasi ini belum merata di masyarakat.
Oleh sebab itu, tandas Lala melalaui KKN 14 UMLA menggelar pelatihan kepada petani sekaligus mengedukasi supaya tidak secara terus menerus menggunakan pupuk kimia untuk perbaikan ekonomi juga kesuburan tanah.
“Alhamdulillah, peserta pelatihan sangat antusias dan banyak pertanyaan ketika pelatihan. Ini menunjukkan petani setempat ingin berubah menggunakan penyubur tanaman sintetis menjadi organik,” tandas Lala.
Sekedar diketahui, KKN 14 UMLA beranggotakan, Ajeng Putri Mahfiroh, Iftitah Noer Safitri, Apriliana Khoirun Nisa, Kurnia Safitri, Ella Nur Aini, Fara Nurdiana, Layyinatul Ma’rifah, Fatihul Zaky, Muhammad Agus Putra, Fara Nur Diana, Musayyadatul Hikmah, Fauza Nisfu Laili, Noviana Sari, Feni Diyas Tutik, Risma Putri, Fikri Nurrudin Fadhil, Rizky Firmansyah, Fuad Faris Ammanullah, dan Siti Nur Musrifah. (rilis: humas/editor: doni osmon)