Lab Prodi Kehutanan Standar BKMA, Praktek Mahasiswa Siap Kerja
PRODI KEHUTANAN-Fasilitas penunjang belajar mengajar memang sangat penting untuk mengetahui secara pasti apa saja yang sudah diajarkan melelui teori. Salah satunya adalah laboratorium Kehutanan. “Secara umum memang prodi mempunyai laboratorium, namun prodi kehutanan ada yang menarik dalam laboratoriumnya,” ujar Kepala Laboratorium Prodi Kehutanan Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Drs. Amir Syarifuddin, MP.
Apa yang menarik? Amir begitu nama panggilan Amir Syarifuddin menjelaskan laboratorium prodi kehutanan mempunyai dua lab. Pertama lab indoor yang berada di kampus. Kedua, lab out door yang berada di luar kampus. Tepatnya di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) seluas 75 hektare di Pujon, Kabupaten Malang.

Amir menyebutkan keberadaan lab hutan ini terkait dengan sebelas mata kuliah yang harus praktikum di lab. Sebelas mata kuliah itu diantaranya, silvika, ilmu kayu, ekologi, perlindungan hutan, kesuburan tanah dan pemupukan, inventarisasi hutan, eko wisata, silvikultur hutan tanaman, produksi tanaman, pemanenan hasil hutan, dan konservasi sumber daya hutan.
“Jadi ada teori tanpa praktek tidak bisa lulus. Setidaknya ada 3 SKS, dua kuliah satu praktikum indoor. Jadi mendukung mata kuliah teori dan prakteknya untuk teori tersebut ada di laboratorium,” ujar dosen mata kuliah Perlindungan Hutan ini.
Amir melanjutkan mata kuliah dimaksud sepertri silvi kultur adalah mata kuliah budidaya tanaman pohon. Seni bagaimana membudidayakan pohon mulai awal hingga akhir panen. Misalnya pinus, cara pembenihan, pemilihan pengunduhannya, panen getahnya bagaimana. Nah untuk mendukung teori tersebut maka secara riilnya bisa praktikum di lab. Sehingga jelas antara teori dan realitanya. Apalagi ketika praktikum di lab kehutanan dilengkapi dengan alat-alat representative. “Mahasiswa setelah dari lab indoor ini akan kami bawa ke lab hutan yang ada di hutan kampus dan penelitian di hutan Pujon,” aku dosen mata kuliah Mikrobiologi ini.

Amir menyebutkan, mahasiswa kehutanan ketika berada di lab out door bisa belajar hama, mikrologi, ekologi bisa di lab hutan kampus, sedangkan untuk mata kuliah lainnya langsung ke hutan KHDTK di Pujon. Materinya bagaimana mengukur diameter, bagaimana mengukur tinggi, dan kerapatan tanaman.
Praktikum pada akhirnya, kata Amir, secara akumulatif akan ada praktek umum seperti biologi, hama, mikrologi, silvi kultur, sehingga mahasiswa punya gambaran tentang profesi di kehutanan. Seperti menghitung hasil dari kayu bagaimana menjualnya serta untuk kegunaan apa. Teori dan praktek ini akan menjadi gambaran nyata bekal mahasiswa kehutanan tentang profesi yang akan dijalananinya. Sebagai wirausaha atau institusi.
Peluang untuk wirausaha ini, kata Amir, sangat terbuka lebar. Sebab kuliah prodi kehutanan salah satunya diajari bagaimana menciptakan bibit unggul dari basis mata kuliah genetika.
Kesesuaian antara ilmu kuliah dengan laboratorium inilah, ungkap Amir, pada tahun 2012 BKMA (Badan Kendali Mutu Akademik) memberikan sertifikat bintang 2 untuk lab kehutanan. Dari penilaian BKMA antara fasilitas yang dimiliki laboratorium kehutanan dengan mata kuliah prodi kehutanan sudah memenuhi standart lab kehutanan. (*/dsp)
Mata Kuliah Praktikum Prodi Kehutanan: silvika, ilmu kayu, ekologi, perlindungan hutan, kesuburan tanah dan pemupukan, inventarisasi hutan, eko wisata, silvikultur hutan tanaman, produksi tanaman, pemanenan hasil hutan, dan konservasi sumber daya hutan.
Laboratorium Prodi Kehutanan UMM: Lab Indoor di kampus, Lab outdoor hutan kampus, dan lab outdoor KHDTK (kawasan hutan dengan tujuan khusus) 75 hektare, di Pujon, Kabupaten Malang.