Kuliah Daring Komunikasi Menjadi Kering, Adab Pendidikan Dianggap Tidak Penting
UMM CORNER-Perkulihan sistem daring ternyata membuat beberapa dosen merasakan dampaknya. Sebab ada beberapa kendala khususnya tentang pembentukan karakter mahasiswa. Sebab selama pembelajaran daring, dosen tidak bisa menganalisa karakter mahasiswa dikarekan tidak bertatap muka secara langsung dengan mahasiswanya. “Seperti itulah yang kami rasakan. Sebagai pengajar kami juga harus mengetahui apakah mahasiswa kami yang kami beri materi ini mempunyai kesungguhan dalam mencerna materi atau sekedar memenuhi ketentuan belajar saja,” ujar salah satu dosen Universitas Muhamadiyah Malang, M.Ubaidillah Ridwanullah, M.PdI, kemarin.

Kenapa bisa terjadi? Ustadz Ubed-begitu M.Ibaidillah Ridwanullah disapa mahasiswanya- pembelajaran mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UMM memang berbeda dengan mata kuliah lain. Sebab dalam AIK pendidikan agama akan membentuk karakter mahasiswa. Apakah mahasiswa itu mempunyai adab atau tidak sebab tujuan AIK adalah pembentukan karakter melalui adab Islam dan prinsip kemuhammadiyahan.
“Kalau hanya pinter tidak ada yang bisa menyaingi google. Tapi karakter dan adab Islam, sampai kapanpun tidak tergantikan teknologi,” akunya.

Kendala lain, ustadz Ubed, perkulihan kurang interaktif sebab tanya jawab atau pemberian materi tidak maksimal dan mahasiswa terkesan pasif. Kurang interaktifnya mahasiswa ini disebabkan terbatasnya kuota internet yang dimiliki baik dosen maupun mahasiswanya sendiri. Meskipun UMM menyediakan kuota internet gratis namun tidak semua mahasiswa memenuhi syarat dan ketentuan kuota gratis tersebut.
Bahkan tandas Ustadz Ubed, ada dosen dan mahasiswa yang masih gagap dalam menggunakan teknologi daring. Sehingga kurang bisa menggunakan platform daring yang dipilihnya.
Perlu diingat, pesan Ustadz Ubed saat wawancara dengantabloidmatahati.com bahwa pendidikan itu tidak hanya mengajari ilmu saja. Tapi juga mengajarkan sikap kepada mahasiswanya. Kalau menggunakan sistem daring pengajaran sikap atau adab jadi hilang, sebab dosen tidak dapat memantau perubahan karakter mahasiswa terhadap dosennya. (foto: mir/editor: doni osmon)