Konsep Industri Kreatif Himagri UMM Tembus Ristek Dikti
Berawal dari pembentukan program kerja PHBD (Program Hibah Bina Desa), belasan mahasiswa yang tegabung dalam Himagri (Himpunan Mahasiswa Agribisnis) Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), sukses menembus Kemenristek Dikti sebagai program pemberdayaan masyarakat yang bisa mengangkat taraf ekonomi warga bidang industri kreatif. “ Kami tidak pernah menduga jika proposal yang kami kirimkan ke Ristek Dikti tembus. Sebab dari tahun-tahun sebelumnya memang tidak ada yang pernah bisa disetujui,” aku salah satu anggota Himagri FPP UMM, Jedi Prasetiyo. Menurut Jedi begitu Jedi Presetiyo dipanggil konsep yang disetujui ristek dikti terkait pembuatan brownis jeruk. Pemilihan konsep ini berdasarkan potensi Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Apa potensinya? Jedi menyebutkan potensi Desa Selorejo adalah hasil perkebunan jeruk yang melimpah. Dari hasil tersebut masyarakat setempat masih belum bisa inovasi menjadikan jeruk sebagai bahan olahan yang bernilai ekonomis tinggi. Masyarakat sementara hanya menjual buah jeruk dalam keadaan siap jual berkonsep desa wisata petik jeruk. Berdasarkan realitas ini, lanjut Jedi tim himagri sekitar 11 orang menawarkan konsep industri kreatif mengubah buah jeruk dari siap jual menjadi produk olahan siap makan. Sehingga desa tersebut bisa
mempunyai nilai ekonomis pada peningkatan finansial warganya.

Idepun muncul untuk membuat produk brownis jeruk. “Brownis jeruk ini nanti penjualan bukan hanya di desa dan toko oleh-oleh, sekaligus kami membantunya menjual di instansi UMM dan lembaga di luar kampus,” aku pemuda asal Kalimantan Tengah ini. Setelah melewati proses percobaan produksi selama 6 bulan, Jedi bersama tim akhirya sukses membuat brownis jeruk dengan kualitas pasar. Tester brownis jeruk tersebut mendapatkan banyak acungan jempol, bahkan menjadi juara II Dekan Cup dan meraih juara I Rektor Cup. “Berawal dari juara inilah kami bertambah semangat kemudian mengirim proposal ke ristek dikti. Alhamdulillah disetujui,” kata mahasiswa prodi Agribisnis semester 6 ini. Setelah disetujui ristek dikti, Jedi bersama tim langsung mengadakan pelatihan pembuatan brownis ke warga Desa Selorejo. Bahkan warga desa juga sudah mengajukan proses
izin PIRT. Sambil menunggu proses tersebut Jedi terus menyempurnakan brownis ini pada jurusan tekhnik pangan untuk diteliti kandungannya apa saja, serta kelayakan food gradenya. Di tempat berbeda, Kaprodi Agribisnis FPP UMM, Dr. Ir. Istis Baroh, MP, mengapresiasi anggota himagri yang sudah bekerja keras melaksanakan program ini. Namun beberapa hal perlu dibenahi agar konsep ini menjadi sempurna. Seperti harus ada modul pelatihan kepada warga secara lengkap. Mulai bagaimana manajemennya, menghitung biaya produksi, hingga pemasarannya.

Kelengkapan lainnya, lanjut Istisnama panggilan Istis Baroh-juga disediakan display (tempat memajang produk) di beberapa titik. Bisa di
rumah warga atau di tempat lain yang terlihat pengunjung. Selain brownis jeruk, buah jeruk juga bisa dijadikan minuman siap saji seperti sari buah. Sekali minum habis jika butuh bisa beli. Hal ini akan menambah produksi yang berdampak keuntungan finansial. Istis menambahkan, jika mahasiswa himagri yang proposalnya di setujui Ristek Dikti ini bebas KKN Universitas juga bebas PKL.