Komisi D-Walikota Malang Sidak Pelaksanaan Belajar Tatap Muka Terbatas
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Komisi D DPRD Kota Malang, Walikota Malang bersama sejumlah pejabat Dinas Pendikan dan Satgas Covid, turun ke sekolah memantau pelaksanaan hari pertama pembelajaran tatap muka terbatas. Sekolah dimaksud SD Kauman 1, SD Muhammadiyah 1, dan SMP Negeri 06, dan SMP Negeri 3.
“Sebagai wakil rakyat tentu kami senang dan bahagia karena sekolah sudah mulai berangsur normal melalui belajar tatap muka. Meskipun dilakukan secara terbatas namun aspirasi masyarakat yang diterima Komisi D DPRD Kota Malang sekitar delapan puluh lima persen wali murid menghendaki pembelajaran tatap muka,” ujar Sekretaris Komisi D DPRD Kota Malang, H Rokhmad, S.Sos, tadi pagi (19/4/2021).
Beberapa sekolah yang didatangi rombongan sidak, lanjut Rokhmad, ada sedikit catatan dari komisi D DPRD untuk perbaikan pembelajaran tatap muka ini. Daintaranya khusus jenjang SD-MI dan SMP-MTS mengusulkan agar sistim masuk dan kepulangannya diatur dengan jeda ganjil dan genap. “Pengaturan ini bertujuan menghindari kerumunan baik siswanya yang menunggu jemputan maupun wali murid yang akan menjemput anaknya,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Malang ini.
Secara teknis tandas Rokhmad menjelaskan jika siswa SD masa belajarnya 2 jam, dan SMP selama 3 jam maka bila masuk di jam yang sama sudah dipastikan terjadi kerumunan saat penjemputan. Solusinya, seharusnya ada formula masuk kelas ganjil dan genap. Maksudnya jika hari ini yang masuk kelas ganjil (1,3,5) maka yang kelas genap (2,4,6) libur, masuk hari berikutnya. Penerapan sistem ini karena hanya 2 jam pembelajaran maka diterapkan kelas 1 masuk jam 07.00-09.00, kelas 3 masuk jam 08.00-10.00 dan kelas 5 masuk jam 09.00-11.00. Begitulah seterusnya sistem ini berlaku.
“Sistem ganjil genap ini, kami optimis jika diterapkan akan dapat dipastikan tidak terjadi penumpukan orang tua dan siswa ketika bersamaan menjemput dan siswanya pulang sekolah,” harap mantan Kepala SD Plus Qurrota ‘Ayun ini.

Hasil dari pengamatan terjun langsung ke sekolah, diungkapkan Rokhmad, secara umum pembelajaran tatap muka terbatas sudah menerapkan protokol kesehatan, sekaligus fasilitas protap kesehatan lengkap dan tersebar di setiap ruang kelas. Sehingga memudahkan siswa maupun orang tua untuk menggunakan atau menerapkan protap kesehatan.
Bahkan, tambah Rokhmad protap kesehatan diterapkan sejak siswa masuk pintu gerbang sekolah sudah mencuci tangan, termogan cek suhu, memakai masker dan jaga jarak ketika belajar berlangsung. Termasuk gurunya sudah divaksin. “Jika ada guru yang belum divaksin dapat lapor ke dinas pendidikan akan segera dilayani vaksin. Kami komisi D siap mengawal agar guru dapat prioritas,” tegas praktisi pendidikan ini.
Terakhir sebagai closing sidak hari ini, Rokhmad kembali berpesan agar kepulangan diberi jeda 15 menit, lalu ciri khas menyambut aspirasi rakyat dengan berpantun di SDN Kauman 1 Kota Malang,…guru datang lewat pintu selatan, menyapa anak tersenyum malu, mari bersama jaga kesehatan, agar wabah ini segera berlalu.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, H Ahmad Wanedi menghimbau agar semua menjaga dan meningkatkan iman dan imun.
Sedangkan Walikota Malang H Sutiaji menyampaikan bahwa hampir orang tua guru, dan anak-anak semua rindu ingin belajar tatap muka di sekolah. Hal ini akibat pandemi hampir satu tahun belajar dari rumah lewat daring. Itu sebabnya melalui pembelajaran tatap muka terbatas ini semua harus menjaga protap kesehatan, serta berdoa kepada Allah di bulan suci ramadhan, insyaaAllah wabah ini segera hilang dari Kota Malang dan Indonesia. (rilis: rmd/editor: doni osmon)