KKN Mahasiswa Alih Jenjang 2019, Sukses Terapkan Tahapan Tanggap Covid
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG- Kuliah Kerja Nyata Relawan Tanggap Covid19 di Rumah Sakit Umum UMM, oleh mahasiswa alih jenjang 2019 RSU UMM, berhasil mencapai target kegiatan. Hal ini disampaikan salah satu mahasiswa alih jenjang 2019 RSU UMM, Ria Nia Anggreani, kemarin.
Dijelaskan Ria Nia Anggreani disapa Ria, pelaksanaan kegiatan KKN covid19 dilaksanakan 1 April 2020-20 Mei 2020 di RSU UMM melakukan pencegahan tanggap darurat covid 19. Skrening pengunjung dan pasien dilakukan KKN mahasiswa alih jenajng 2019 ini di beberapa titik. Yaitu pos jaga loby RSU UMM, pos jaga lorong/poli pinere RSU UMM dan pos jaga pintu masuk IGD RSU UMM.
Detail kegiatan diungkapkan Ria dilakukan di pos jaga skrening loby RSU UMM dengan melakukan skrening awal masuk rumah sakit (pengecekan suhu tubuh, riwayat perjalanan, riwayat kontak dengan pasien covid19, riwayat batuk/pilek dan gangguan pernafasan), edukasi pemakainan masker, edukasi cuci tangan 6 langkah.

Pelabelan stiker, kata Ria, sesuai domisili dan keluhan. Stiker merah apabila ada keluhan batuk, pilek, sesak, demam yang memberat, riwayat bepergian luar kota. Stiker kuning yaitu apabila terdapat riwayat bepergian wilayah tetapi tidak ada gejala.
Tanda warna tersebut, lanjut Ria, stiker hijau apabila tidak ada gejala. Label hijau diijinkan masuk, label kuning dan merah diarahkan ke poli pinere jika tidak disertai sesak yang berat, jika disertai sesak yang berat diarahkan ke IGD dan bagi pasien yang hendak ke poli Umum diarahkan ke poli pinere.
Berikutnya, kata Ria, anggota KKN mahasiswa alih jenjang 2019 pelaksanaan di pos jaga lorong/poli pinere RSU UMM adalah dengan melakukan pengecekan suhu, skrining keluarga pasien dan pasien rawat jalan yang disertai keluhan, mewajibkan pemakaian masker yang benar dan anak kecil dilarang masuk. Edukasi cuci tangan 6 langkah, edukasi etika batuk, pengkaji ulang keluhan pasien dan konsul dokter penanggung jawab, pelabelan stiker sesuai keluhan. Stiker merah apabila terdapat gejala memberat (diarahkan ke IGD), Stiker kuning apabila ada keluhan batuk pilek, demam, sesak, riwayat bepergian, berasal dari daerah terdampak covid-19 dan stiker Hijau, apabila sudah dilakukan pengkajian lebih lanjut tidak didapatkan tanda- tanda yang mengarah ke covid19.

Begitu juga pada pos jaga IGD, tambah Ria, tugas KKN mahasiswa alih jenjang 2019 di IGD dilakukan pencegahan covid 19 dengan melakukan pengecekan suhu, skrining pasien dan keluarga pasien rawat inap, pasien rawat jalan dan pengantar pasien rawat jalan, edukasi pemakainan masker, edukasi cuci tangan 6 langkah, penerapan program anak kecil dilarang masuk dan penunggu pasien IGD hanya 2 orang, pengisian form skrining ada resiko apa tidak, pelabelan stiker sesuai domisili dan keluhan, stiker kuning dan stiker hijau.
Kenapa harus skrening? Koodinator KKN mahasiswa alih jenjang 2019 Mustachul Anwar, Amd.Kep, mengungkapkan pemilahan pasien di setiap pos dilakukan mulai pasien datang ke rumah sakit. Namanya Triase merupakan garda terdepan dan titik awal bersentuhan dengan rumah sakit sehingga penting dalam deteksi dini dan penangkapan kasus. Pengendalian Pencegahan Infeksi (PPI) bagian vital terintegrasi dalam managemen klinis dan harus diterapkan dari mulai triase dan selama perawatan pasien.
Pada saat pasien pertama kali teridentifikasi, tandas Mustachul Anwar, isolasi pasien di rumah atau isolasi rumah sakit untuk kasus yang ringan. Beberapa upaya pencegahan dan kontrol infeksi perlu diterapkan prinsip-prinsip yaitu hand hygiene, penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kontak langsung dengan pasien (darah, cairan tubuh, sekret termasuk sekret pernapasan, dan kulit tidak intak), pencegahan tertusuk jarum serta benda tajam, managemen limbah medis, pembersihan dan desinfektan peralatan di RS serta pembersihan lingkungan RS berdasarkan karakteristik covid dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56°C selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat dan kloroform.
Mustachul Anwar, lantas menjelaskan kewaspadaan pencegahan penularan di rumah sakit manajemen pasien covid yaitu median waktu onset gejala sampai masuk intensive care unit (ICU) adalah 9 – 10 hari dengan penyebab utama ARDS. Faktor risiko meliputi usia di atas 60 tahun, memiliki komorbid, umumnya hipertensi, penyakit jantung dan diabetes melitus, dan neonatus.

Mustachul Anwar menambahkan tatalaksana pasien kritis COVID-19 berpedoman tahapan terapi cairan konservatif, resusitasi cairan dengan kristaloid, norepinefrin sebagai lini pertama agen vasoaktif pada covid-19 dengan syok, antibiotik spektrum luas sedini mungkin pada dugaan koinfeksi bakteri sampai ditemukan bakteri spesifik.
Pilihan utama obat demam adalah acetaminophen, penggunaan imunoglobulin intravena (IV Ig) dan plasma konvalesen COVID-19 telah dilaporkan, tetapi belum direkomendasikan rutin. Mobilisasi pasien setiap 2 jam untuk mencegah ulkus decubitus, berikan nutrisi enteral dalam 24-48 jam pertama.
Terakhir pada kondisi pelayanan tidak memadai untuk ventilasi invasif, dapat dipertimbangkan pemberian oksigen nasal dengan aliran tinggi atau ventilasi noninvasive dengan tetap mengutamakan kewaspadaan karena risiko dispersi dari aerosol virus lebih tinggi. “Inilah tugas KKN mahasiswa alih jenjang 2019 yang menjadi tanggap relawan covid19 di RSU UMM,” pungkas Mustachul Anwar. (foto/rilis: ria/editor: doni osmon)