Kelola TORA Pemuda Muhammadiyah Tunggu Tim
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG- Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PP PM) secara bertahap mulai menindaklanjuti pemberian lahan dari Presiden Jokowi mengelola HPK, yang menjadi bagian dari Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA), seluas 19.685 hektare di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. “Pasca pertemuan dengan presiden tersebut Pemuda Muhammadiyah langsung menindaklanjutinya dengan membentuk tim untuk memastikan segala kesiapan dalam pengelolaan lahan sesuai dengan program Pemuda Muhammadiyah fokus ketahanan pangan,” ujar Ketua Brutal (buruh tani nelayan) PP Pemuda Muhammadiyah, Nu’man Iskandar, kemarin.
Menurut Nu’man tugas tim tersebut adalah bertemu dengan semua pihak untuk memastikan keberadaan lahan di empat kecamatan, yaitu, Babat Supat, Keluang, Sungai Lilin, dan Batanghari Leko. Hasil dari tim tersebut akan digunakan sebagai bahan kajian terkait masalah posisi lahan seperti apa.
Sebab, lanjut Nu’man sebagaimana diketahui bahwa ada sebagian lahan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat dan korporasi. Berdasarkan hal ini PP Pemuda Muhammadiyah tentu saja tidak ingin terlibat dalam konflik lahan ketika nanti memanfaatkan lahan tersebut. Sebab pemanfaatan lahan ini masih sebatas tawaran sehingga harus jelas semuanya.

“Keberadaan Pemuda Muhammadiyah harus menjadi solusi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Dengan pengalaman saya di pertanian, yang sekarang diamanahi menjadi ketua Brutal, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membangun pertanian dan masyarakat,” kata anggota Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah ini.
Nu’man mengungkapkan sebenarnya tawaran pemanfataan lahan ini sejak awal ditujukan untuk membangun kemandirian pangan. Jika tawaran ini memang benar diberikan, maka Pemuda Muhammadiyah akan mendorong atau mengelola lahan tersebut untuk ketahanan pangan.
Pemanfaatan lahan tersebut, tandas Nu’man tentu saja mengacu kepada azas Pemuda Muhammadiyah adalah bagian penting dari masyarakat, maka keterlibatan masyarakat menjadi hal yang tidak mungkin terpisahkan. Hal ini sudah dilakukan Ketua Brutal PP Pemuda Muhammadiyah selama menjadi pendamping petani di beberapa daerah. Keterlibatan masyarakat bisa digunakan untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam membangun pertanian sehingga tercapainya ketahanan pangan.
Proses hasil kajian tim Pemuda Muhammadiyah, dikatakan Nu’man hingga saat ini masih proses verifikasi di lapangan. Ketika sudah selesai verifikasi hasilnya sebagai data untuk mengadakan pertemuan dengan kementerian terkait. Sehingga paparan dengan kementerian dan pihak di dalamnya mengacu kajian tim yang berdasarkan realitas di lapangan menjadi konsep pemanfaatan lahan yang memudahkan Pemuda Muhammadiyah untuk melangkah pemanfaatan lahan.
Tambah Nu’man secara koordinat sudah disampaikan titik-titiknya dimana saja oleh pemerintah. Nah dari titik itu Pemuda Muhammadiyah mengetahui bagaimana posisi lahan tersebut, termasuk yang kemarin disampaikan ada lahan yang tumpang tindih dengan masyarakat. “Ketua Brutal sudah menyampaikan kepada tim waspada posisi rawan yang bersinggungan dengan masyarakat, agar Pemuda Muammadiyah dapat mengambil peran dan posisi yang tepat dalam pemanfaatan lahan tersebut,” ucapnya.
Apa pesan presiden kepada Pemuda Muhammadiyah? Nu’man mengaku ketika bertemu presiden dirinya tidak ikut hadir. Namun dirinya mendapatkan informasi dari para pimpinan Pemuda Muhammadiyah yang hadir, bahwa yang disampaikan tawaran lahan ini agar digunakan untuk membangun masyarakat dan pertanian dengan sebaik-baiknya. (doni osmon)