Implementasi Pasca Ramadhan Umat Islam di Akhir Zaman, Mayoritas Tapi Tergilas
oleh : Anas Yusuf S.Pd.I, Anggota Corp Muballigh Muhammadiyah Malang
Marilah kita senantiasa terus tanpa pernah berhenti untuk selalu bersyukur kepada Allah dipagi yang mubaraq ini, pagi yang berkah dan fitri , yang damai dan harmonis ini, dengan kasih sayang dan rahmad Allah yang telah memberikan kenikmatan kesehatan, kesempatan dan nikmat Islam dan Iman, semoga semua potensi kenikmatan tersebut senantiasa kita maksimalkan dalam rangka untuk beribadah menjalankan semua perentahnya dan menjauhi semua larangannya, fa in syaa Allah kalau kita, keluarga kita dan bangsa umat Islam senantiasa dalam aktivitasnya selalu dibimbing dengan iman dan taqwa dengan syariat Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman para shalafus shaleh, maka tentu yang kita raih adalah kebahagian dan kemenangan.
Alhamdulillah barusan saja kita telah mampu melaksanakan dan menjalankan ibadah syaum di bulan Ramadhan 1441 H sampai satu bulan penuh di tengah virus corona atau Covid 19 ini, tentu dengan harapan semoga semua akivitas amal ibadah kita semua diterimah Allah swt. Dan mampu mengambil hikmah dan pelajaran madrasah Ramadhan serta ada perubahan dalam diri kita , keluarga kita masyarakat dan bangsa untuk siap menghadapi tantangan dan problematika umat Islam kedepan dengan spirit Ramadhan. Karena banyak nilai-nilai tarbiyah di dalam bulan Ramadhan kemarin dan harus kita bertahankan untuk diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manusa sukses dunia akherat, manusia holistik, kaffah dan totalitas terhadapah Isalam.
Diantara nilai-nilai tarbiyah yang ada dalam ibadah Ramadhan yang luar biasa kemarin adalah adanya muncul karakter disipin, muncul etos kerja yang tinggi, adanya semangat sabar, ikhlas, qona’ah, tawakal, tawadhu’, semangat membangun komonikasi dengan Allah yaitu Hablu minallah dan membangun komunikasi dengan manusia yaitu hablu minnas dan punya sikap adanya muroqabatullah atau maiyatullah dan seterusnya. ( Qs. An Nahl 92 )dan juga muncul adanya kepedulian kepada sesama, simpati, empati, dermawan, loman, nyak nyok nyak nyok, ta’awun, suka menolong, gotong royong dan adanya gerakan filantropi dengan semangat spirit teologi Al Ma’un dan seterusnya. Artingan dengan kata lain Puasa telah mendidik kita mentarbiyah dan membangun ketaqwaan secara pribadi dan ketaqwaan secara sosial. Dan nilai-nilai ini harus kita pertahankan dalam rangka menghadapi sebelas bulan kedepan yang penuh dengan ujian dan tantangan yang keras terstruktur, masif dan sestemik di akhir jaman ini.
Fenomena uamt Islam diakhir zaman di era globalisasi informasi dunia melinia tentu tidak akan pernah lepas dari berbagai fitnah dan ujian baik berupa tantangan dakwah secara fisik maupun batin. Fitnah yang dimaksud disini adalah berupa tantangan keburukan, huru hara, goncangan yang menimpah umat Islam termasuk didalamnya adalah virus corona atau covid 19.
Umat Islam adalah umat akhir zaman, karena tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad saw. Yang diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia ( Qs. Al Ahzab 40 ) dan Islam adalah agama yang paling sempurna yang diridhoi oleh Allah swt. (Qs. Al Maidah 3, Qs. Ali Imran 18 dan 85 ). Dan agama Islam adalah merupakan solusi semua persoalan dan problematika keumatan dan kebangsaan termasuk dalam mensikapi dan memberikan solusi atas musibah yang bersifat pandemi covid 19.
Dalam subuah hadits Rasulullah pernah bersabda “ Dari sahabat Tsaubah RA. Bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda “ Akan tiba saatnya, manusia mengerumuni kalian sebagaimana para penyantap mengerumuni makanan di atas piring yang besar, kemudian ada sahabat yang bartanya: “ Apakah saat itu jumlah kami sedikit ? Rasulullah saw bersabda, “ Tidak, bahkan jumlah kalian sangat banyak. Namun, kalian tak lebih seperti buih banjir (buih ditengah lautan terombang-ambing ombak yang tidak mempunyai kekuatan). Allah akan mencabut rasa takut di dada musuh-musuh kalian terhadap kalian, dan Allah akan hujamkan di hatikalian penyakit Wahn”. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah saw, apakah penyakit wahn itu? Rasulullah saw: menjawab, “ Cinta dunia dan takut mati” (HR. Ahmad dan Abu Dawud ).
Dalam konteks kekinian dan aktual saat ini, apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw itu telah terbukti dan kita rasakan. Bahwa umat Islam di Indonesia yang merupakan mayoritas tapi tergilas tidak mempunyai otoritas di negeri sendiri, termarjinalkan dan tergilas dalam bidang politik dimana kebijakan pemerentah atau kebijakan publik di beberapa sisi justru merugikan dan menyakitkan umat Islam, karena masih banyak lemahnya ketidakadilan dibidang politik, politik kekuasan demi kepentingan gololngan dan partai bukan untuk rakyat. Dibidang ekonomi yang mengusai perekonomian bukan umat Islam tapi asing dan aseng mengusai aset negara. Sehingga saat ini kita lihat dan kita rasakan banyak PHK, pengangguran, kelaparan dan kriminal serta kerusuhan sosial. Rakyat dan umat menjadi jongos atau babu di negaranya sendiri. Dibidang teknologi informasi yang mengusai media sosial baik cetak maupun elektronik bukan umat Islam tapi kaum liberalisme dan sekulerisme yahudi dan nashoro dan konco-konconya dan termasuk didalamnya adalah kaum komonis radikal. Di bidang hukum apalagi umat Islam tidak memiliki kekuatan yang signifikan. Hukum hanya tajam ke bawa bagi orang-orang miskin dan rakyat jelata yang tidak mempunyai uang dan hukum akan tumpul ke atas, karena uang sudah menjadi keuangan yang maha esa bukan lagi ketuhanan yang maha esa.Kekuatan politik sudah menjadi kekuasaan rezim yang sedang berkuasa.

Padahal kalau kita cermati secara obyektif yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan secara strategis sesungguhnya adalah umat Islam karena sebagai umat yang mayoritas tapi faktanya umat Islam lemah dan tidak berperan aktif hampir diseluruh lini kehidupan terutama dibidang politik yang pragmatis amburadul, ekonomi tersungkur krisis nyungsep dan hukum tebang pilih dan pilh kasih, misalnya Presidin kita adalah muslim, panglima TNI kita juga muslim, kebanyakan para mentri juga muslim, Kapolri kita juga muslim, para pejabat negara baik di eksekutif, legeslatif maupun yudikatif adalah juga muslim, pimpinan partai juga muslim dan penduduk mayoritars juga muslim umat Islam. Wali kota kita juga muslim, bupati kita juga muslim, pak camat kita juga muslim, pak lurah kita juga muslim, pak Rw dan pak RT juga muslim.Pertanyaannya adalah mengapa kehidupan bernegara saat ini terkesan antipati dan membenci umat Islam? Mengapa umat Islam mengalami kemunduruan dan umat non Islam mengalami kemajuan? Limadza ta’akhorul muslimuna wa limadza taqoddama ghoiruhum? Mengapa terjadi polarisasi yang dahsyat di diantara umat dan rakyat ini ?
Umat Islam mengalami kemunduran dan stagnan termarjinalkan tidak berdaya secara struktural dan kultural serta terjadinya polarisasi umat dan rakyat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah sebagai berikut :
umat Islam tidak konsisten untuk menerapkan syariat Islam yang berpedoman kepada al Qur’an dan as Sunnah dengan pemahaman para shalus shaleh yang berbasis tauhid atau aqidah yang benar atau shohe. ( Qs. Toha 24 )
Adanya perpecahan ditubuh umat Islam itu sendiri alias tidak bersatu untuk membangun ukhuwah Islamiyah, membangun persaudaran umat Islam dan membangun persatuan umat Islam lintas harokah Islamiyah, lintas ormas, lintas madhab, lintas hizbiyah golongan atau partai dan seterusnya. ( Qs. Ali Imran 102, Asy shaff 4 )
Adanya penyakit inferioriti compleks merasa renda diri, tidak pede, tidak bangga dengan keislamannya isyhadu bianna muslim. ( Qs. Ali Imran 139 )
Adanya penyakit al wahn ditubuh umat Islam yaitu cinta dunia takut mati, menumpuk harta takut berjihad, kikir, bakhil, medit, no dermawan, no loman, no nyak nyok nyak nyok.
Adanya kelemahan kekuatan politik dan ekonomi dan lemahnya kekuatan media sosial informasi dan teknologi dan lemahnya dunia pendidikan serta lemahnya di bidang militer seterusnya.
Dan secara eksternal umat Islam mengalami kemunduran disebabkan adanya serbuan ghuzwul fikri perang pemikiran apakah itu liberalisme, pluralisme, kapitalsme, sosisalisme, nasionalisme sempit, syiaisme dan isme-isme lainya ditubuh umat Islam secara masif, terstrutur dan sistemik rapi dan terencana.
Solusi Implementasi Pasca Ramadhan 1441 H Umat Islam Di Akhir Zaman
Kembali kepada ajaran agama Islam yang kaffah, holistik dan totalitas menjadikan al Qur’an dan as Sunnah dengan mengikuti pemahaman para shalafus shaleh sebagai manhajul hayyat, way of life, al Qur’an Dusturna, al Qur’an imam kami, al Qur’an sebagai al Huda, al Furqon ( Qs. Toha 124, Ali Imran 18, 85, al Maidah 3, ash Shaf 8 ).Rasulullah saw bersabda “ Allah tidak akan pernah mencabut kehinaan itu sampai kalian kembali menuju agama kalian yaitu al Islam, karena Islamu adalah agama ya’lu walaa yu’la alaih, Isy hadu bi anna muslimun, innaddiina indallahi Islam.
Membangun ukhuwah Islamiyah yang hakiki, persaudaran uamat Islam dengan landasan Iman dan Taqwa menuju ridho Allah, merapatkan dan menata shof barisan yang rapi dan teratur dengan menejemen yang baik dan apik, seperti suatu bangunan yg tersusun kokoh dan kuat ( Qs, ash Shaf 4 ).
Menggerakkan potensi umat Islam untuk terlibat langsung dalam proses jihad politik, jihad konstitusi, ekonomi, hukum, media sosial informsi dan teknologi, jihad pendidikan serta masuk di dunia militer, LSM baik dalam maupun luar negeri, umat Islam dilatih dikader ikut pelatihan jurnalistik dan bela diri ( silat, karate, gulat, panah, renang dan berkuda…)
Doktrin yang harus kita berikan kepada kader umat Islam dalam menghadapi fitnah akhir zaman dan tantangan dakwah yang keras kedepan adalah menjadikan : ALLAH Ghoyah Tuna Allah adalah tujuan kami dalam setiap aktivitas kita, Al Qur’an Dusturna al qur’an adalah undang-undang kami, kitab kami, petunjuk kami, imam kami, furqon kami, al huda kami, Ar Rasul Qudwah Tuna Rasul atau Nabi adalah teladan, contoh, figur kami, Al Jihad Sabiluna semangat jihad adalah jalan hidup kami dan mati di jalan Allah adalah cita-cita kami yang tertinggi dalam kehdupan kami.
Semoga umat Islam kedepan menjadi kuntum khairah ummah, menjadi umat terbaik, umat terdepan dan pilihan dalam semua aspek kehidupan, sehingga umat Islam mampu dan bisa siap menghadapi tantangan dakwah di akhir zaman ini, karena masa depan adalah milik Islam dan Islam adalah agama masa depan, sehingga masa depan milik umat Islam, Islam adalah agama masa depan, menjadi agama pemenang atas semua agama-agama di dunia (Qs. Ash Shaf 8). Dan ini perlu semangat jihad ruhul jadid, Wallahu a’lam bish shawab. (*)