Hanya Ganti Nama, Mapel Agama Islam Tetap Ada
TABLOIDMATAHATI.COM, KLOJEN-Kecemasan masyarakat tentang dihapusnya mata pelajaran Agama Islam di madrasah dan sekolah, secara tegas dibantah oleh Pengawas Madya PAI (Pendidikan Agama Islam) Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Saadih Sidik, S.Pd, M.Pd, kemarin.
Menurut Diki-nama panggilan Saadih Sidik-kekhawatiran masyarakat sebenarnya kurangnya informasi yang diterima. Sehingga masyarakat menjadi bimbang serta menganggap pelajaran agama Islam dihapus.
Dijelaskan Diki, mengacu kepada surat Dirjen KSKK (Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan) Madrasah No: B-1264/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/07/2020 tentang implementasi Keputusan Menteri Agama (KMA) 792/2018, KMA 183/2019, dan KMA 184/2019 pada tahun pelajaran 2020/2021 No.3, dijelaskan dengan berlakunya KMA 183/2019 dan KMA 184/2019 maka mulai tahun pelajaran 2020/2021 KMA No.165/2014 tentang kurikulum 2013, mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab sudah tidak berlaku lagi.

Maksudnya? Diki memaparkan bahwa PAI di sekolah umum tidak termasuk binaan Kemenag tetap dilaksanakan seperti awal mula. Namun PAI di madrasah binaan Kemenag berganti nama bukan lagi pendidikan agama Islam. Sebab madrasah binaan kemenag sudah spesifik mengajarkan PAI.
Spesifikasi tersebut, tandas Diki, seperti mata pelajaran Al Islam, Al Qur’an-Hadis, Bahasa Arab, dan Aqidah Ahklaq. Semua matpel ini sebelumnya sudah tercantum dalam PAI sekarang disamakan jam pelajarannya. Berdasarkan hal ini, tentu saja persepsi mata pelajaran Agama Islam dihapus tidak benar.
“Kami berharap dengan penjelasan ini dapat meluruskan persepsi masyarakat yang selama ini menganggap bahwa pendidikan agama Islam dihapus,” pungkasnya. (don)