FEB UMLA Seminar Pasar Modal, Peserta Dapat Saldo Gratis
TABLOIDMATAHATI.COM, LAMONGAN– Universitas Muhammadiyah Lamongan disingkat UMLA mendatangkan tiga narasumber ahli dalam acara seminar pasar modal bertema Investasi Cerdas dan Berkah Untuk Masa Depan Cerah pada (24/8). Seminar tersebut mayoritas pesertanya mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis dan beberapa jurusan lainnya serta para dosen.
Rektor UMLA, Dr. Abdul Aziz Alimul Hidayat, S.Kep, Ns, M.Kes, menyampaikan bahwa seminar ini membantu semua untuk memahami betul terkait investasi. Sehingga jangan sampai salah dalam memilih investasi khususnya di pasar modal.
Kepala Bagian Pengawasan IKNB OJK (Investasi Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan) KR 4 Jawa Timur, Budiono, menjelaskan tentang profil OJK yang bertindak sebagai regulator dan pengawas industri keuangan.

Bambang mengatakan OJK sebagai pelindung konsumen dan masyarakat pengguna layanan jasa keuangan. Sebab saat ini marak terjadi kasus miring seputar investasi illegal dan juga pinjaman online bodong.
Masyarakat banyak terjebak dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat. Kerugian masyarakat tercatat dari survei tahun 2017-2022 sebesar Rp. 117 triliun. Hal ini disebabkan masyarakat masih minim literasi keuangan. Sehingga mudah terjebak dalam investasi bodong.
Menurut Bambang investasi illegal sebagian besar memakai skema ponzi atau piramida. Mereka mencari bawahan sampai tidak ada yang bisa direkrut. Padahal tidak ada bisnis real yang dijalankan.

Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Timur, Dewi Sriana Rihantyasni, disapa Ana. Dalam sesinya menegaskan kepada peserta khususnya mahasiswa FEB UMLA untuk menekuni dunia pasar modal. Dunian pasar modal adalah tantangan bagi mahasiswa untuk menyelami investasin ini. Sebab bersumber data di Lamongan masih belum termasuk kedalam 10 besar investor di pasar modal.
Selain itu Ana menjelaskan seputar pasar modal mulai dari keuntungan dan kerugian yang akan dialami. Dengan menyelami pasar modal juga turut membantu menekan angka inflasi di kemudian hari.
Ana mengingatkan kembali bahwa setiap investasi pasti memiliki risk atau resiko yang sebanding dengan keuntungan. “High risk high return, low risk low return, no risk no return. Harus melihat profil masing-masing,” ujar Ana.
Dari pengalaman Ana, pertimbangan masyarakat Indonesia masih jarang berinvestasi karena takut illegal, minder hanya untuk golongan tertentu, belum prioritas, kurang informasi, dan menganggap itu judi.
Sebagai closing seminar adalah Equity Sales Phintraco Sekuritas, Ayu Anggraini, mengenalkan aplikasi profit anywhere. Bahkan dirinya mendampingi seluruh peserta untuk mencoba menginstal dan mendapatkan saldo gratis untuk digunakan sebagai langkah awal berinvestasi. Selanjutnya juga dibimbing cara operasionalnya seperti membeli saham, menjual saham, dan melihat grafiknya. (reporter: hamara/editor: doni osmon)