Evaluasi Semester Awal Lazismu Kota Blitar Akui Banyak Tantangan
TABLOIDMATAHATI.COM, BLITAR– Sekretaris Lazismu Kota Blitar ustadz Restu Yuniarto siang tadi menjelaskan hasil evaluasi secara informal terkait pendapatan Lazismu Kota Blitar hingga semester awal ini masih stagnan. Kenapa? Salah satu tantangannya adalah kurangnya amil (petugas) pengambil zakat infaq shadaqah para donatur. “Kalau perolehan di lazismu Kota Blitar ini masih belum mempunyai amil tetap. Sehingga pelaksanaan program masih belum maksimal,” ujar ustadz Restu.
Saat ini, lanjut ustadz Restu pelaksanaan program donasi dibantu oleh pengurus amal usaha muhammadiyah dan ortom (organisasi otonom) yang ditunjuk sebagai amil untuk menjemput donasi pada warga persyarikatan. Hal ini tentu menjadi tantangan yang dampaknya pada perolehan lazismu setiap bulan.

Meski begitu, tandas ustadz Restu pada masa pandemi perolehan penghimpunan dari beberapa program sosial seperti save Palestina dan tanggap covid cukup lumayan. Tidak adanya amil tetap ini, ternyata berpengaruh pada program bulanan lazismu. Hal ini disebabkan tidak ada amil tetap yang mengambil donasi. Sehingga program pentasyarufan dilakukan ketika ada informasi masuk baru dikonformasi realitasnya.
Meski begitu, ustadz Restu optimis pada kepengurusan baru Lazismu Kota Blitar karena didominasi generasi muda diharapkan lebih untuk berjuang lebih keras lagi untuk mengangkat nama Lazismu Kota Blitar. Saat ini jumlah kepengurusan Lazismu Kota Blitar ada 10 orang, karyawan keuangan untuk audit keuangan terkait kredibilitas lazismu di masyarakat.
Menurut ustadz Restu perolehan Lazismu Kota Blitar setiap bulan masih belum mencapai puluhan juta. Hanya saja kembali kepada tantangan awal yakni belum ada amil tetap. Solusinya tentu saja merekruitmen amil yang berasal dari kader muhammadiyah.
“Jika amil tersebut dari kader muhammadiyah, tentu saja akan loyal dalam berjuang mengembangkan persyarikatan. Tidak sekedar mencari keuntungan finansial namun berjuang untuk membesarkan lazismu,” pungkas ustadz Restu. (doni osmon)