Dua Ustadz Muda Asal Malang Juara Lomba NKIF PWPM Jatim
SURABAYA-Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim, sudah mengumumkan siapa saja pemenang lomba penulisan Naskah Khutbah Idul Fitri (NKIF) 1441 Hijriyah. Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Ketua PWPM Jatim, Jatim, Dikky Syadqomullah, SHI, M.HES, tanggal 23 Mei pada saat takbiran melalui website: www.pwpmjatim.org dan live instagram@pwpmjatim. “Alhamdulillah kami sudah mengumumkan pemenangnya, untuk selanjutnya kami segera memproses hak-hak para pemenangnya,” ujar Dikky Syadqomullah, kemarin.
Siapa saja para pemenangnya? Ustadz Dikky-begitu para pemuda muhammadiyah menyapa Dikky Syadqomullah-menyebutkan juara 1 jatuh kepada Ahmad Fathoni Lc, M.Ag (Kabupaten Malang) judul naskahnya Rela Berbagi Ka Orang Mesken, juara 2 diraih Eko Budi Santoso, S.PdI, M.Si, (PDPM Ngawi) judul naskahnya Idul Fitri Nguwataken Treana Majudaken Keluarga Surgawi, juara 3 Nashiruddin Hidayah, SH.I (Kota Malang) judul naskahnya Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid19. “Bagi nama-nama juara harapan bisa dilihat di website pemuda muhammadiyah Jatim dan instagram kami,” ucapnya.

Di tempat berbeda, Ahmad Fathoni Lc, M.Ag juara 1 mengatakan isi naskahnya Rela Berbagi Ka Orang Mesken, Alhamdulillāh ‘alā kulli hāl. Menulis teks khutbah Idul Fitri adalah suatu hal yang biasa. Bahkan hampir setiap tahun teks khutbah yang dihasilkan Ahmad Fathoni, juga dimanfaatkan ustadz-ustadz lain untuk disampaikan di beberapa lokasi yang berbeda. Mengikuti lomba penulisan teks khutbah, pun sesuatu yang biasa. Beberapa teks khutbah yang pernah Ahmad Fathoni tulis juga sempat dibukukan dalam beberapa buku kumpulan khutbah. Namun, menulis teks khutbah Idul Fitri dengan menggunakan bahasa kromo Madura (untuk diikutkan dalam lomba yang diadakan oleh PWPM Jatim) adalah “sesuatu banget” sekaligus ribet. Hari demi hari, setiap saat duduk membuka laptop hanya bisa menyelesaikan satu-dua paragrap. Setelah lembur beberapa malam akhirnya teks khutbah dengan judul “Rèla Berbagi ka Orèng Mèskèn” kelar juga.
“Rasa-rasanya menulis teks dengan bahasa kromo Madura lebih sulit daripada mengharakati teks Arab gundul…hehe. Jerih payah itu telah memberikan saya kepuasan asketis yang tak terkira. Mengingatkan sekian tahun yang silam saat mempelajari bahasa kromo Madura di bangku SMP Kwanyar Bangkalan. Dan, jerih payah itu juga terbayar oleh bonus sebagai juara pertama. Alhamdulillāh,” akunya.
Begitu juga dengan peraih juara 3, Nashiruddin Hidayah, SH.I (Kota Malang) judul naskahnya Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid19. Pesan secara umum yang disampaikan bahwa ada hikmah di tengah pandemi ini. Namun hikmah kebaikan ini masih tertutup karena pahitnya ujian pandemi, meski begitu harus tetap seorang muslim mengambil hikmah yang ada.

Salah satunya, lanjut Nashiruddin Hidayah bahwa kaum muslimin jangan menyerah dalam berjuang melawan covid dengan melaksanakan protokol kesehatan, serta meraih kemenangan saat Idul Fitri. “Segala puji syukur hanya kepada Allah, sudah memberikan nikmat juara ini. Semoga pandemi covid segera berakhir dan dapat mengambil hikmahnya dengan tetap ikhtiar dan berdoa,” kata Kasek SD Muhammadiyah 8 Kota Malang ini. (foto/editor: doni osmon)